Baca Juga: Ngaji Literasi dan Bedah Buku Kisah Alm Haji Anif, Ijeck: Nasihat Dadak Kuatkan Saya
Ada yang hijrah ke luar negeri seperti ke Malaysia.
Di negeri orang warga Juli Paseh dan warga dari daerah Aceh bagian lainnya mengadu nasib dengan modal pengetahuan alakadarnya.
Ada yang bekerja di kebun sawit, jualan nasi, asisten rumah tangga dan ada pula yang terjerumus dalam bisnis hitam Narkoba.
Disebut-sebut warga Juli Paseh pun ada yang berbisnis Narkoba jenis sabu di Malaysia. Mereka ada yang pulang kampung setelah mendapat jaringan bisnis haram dari perdagangan Narkoba.
Baca Juga: Pertemuan Dubes Malaysia dan Wagubsu: Sumut Terbesar Keempat Rekan Dagang Malaysia
Kepulangan orang-orang yang tersangkut jaringan Narkoba ke kampung kelahirannya telah berdampak pada kondisi sosial di desa tersebut.
Seperti suasana di Desa Juli Paseh sudah berubah jauh. Desa Juli Paseh yang dulunya ceria sudah menjadi penuh kecurigaan. Banyak orang yang malas pergi ke desa itu.
Alasannya karena dicurigai macam-macam. Sebuah sumber mengungkapkan konon untuk memantau orang-orang yang ke luar masuk desa itu dipantau CCTV yang sudah terpasang di sebuah lokasi strategis.
Siapa dan mengapa ke luar masuk ke Juli Paseh dipantau? Tidak ada yang tahu persis. Namun diduga agar tidak terungkap bisnis Narkoba yang dikendalikan di sebuah rumah besar dan mewah di desa tersebut.
Baca Juga: Lagi Viral, Ternyata Begini Cara Membuat Seblak Rafael, Pedasnya Mantap Pol!
Kecurigaan sejumlah orang tentang adanya bisnis narkoba di Juli Paseh bukan sekedar isapan jempol. Hal itu terbukti setelah ditetapkan Desa Juli Paseh sebagai "Kampung Bebas Narkoba".
Kapolres Bireuen AKBP Jatmiko pada konferensi pers di Mapolres Bireuen pada Rabu 9/8/2023 melalui Kasat Resnarkoba AKP Fauzan Zikra menyebutkan telah menetapkan Juli Paseh sebagai Kampung Bebas Narkoba.
Penetapan Kampung Bebas Narkoba sebagai upaya memberikan edukasi kepada masyarakat guna mencegah peredaran dan penyalahgunaan Narkoba di desa tersebut.