realitasonline.id - Kelebihan pasokan mendorong harga minyak dunia turun dalam tujuh pekan berturut-turut di mana harga minyak WTI naik kembali ke atas level US$ 70 pada pekan ini.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Naik Tipis di Bawah Level US Per Barel Jelang Akhir Pekan
Tetapi berada di jalur penurunan mingguan dan berada di dekat posisi terendah dalam enam bulan.
Di mana Para investor mengkhawatirkannya permintaan energi di Asia ditambah dengan tingginya produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS).
Pada perdagangan Jumat (8/12), harga minyak WTI kontrak Januari 2024 di New York Mercantile Exchange melesat 2,72% ke posisi US$ 71,23 per barel dari hari sebelumnya di US$ 69,34 per barel.
Namun, dalam sepekan, harga minyak dunia acuan AS ini turun 3,83% yang merupakan penurunan tujuh pekan beruntun.
Harga minyak mentah Brent kontrak Februari 2024 di ICE Futures menguat 2,42% ke US$ 75,84 per barel dari hari sebelumnya di US$ 74,05 per barel. Dalam sepekan, harga minyak acuan internasional ini turun 3,85% yang juga penurunan tujuh pekan berturut-turut.
Dalam tujuh pekan, harga minyak Brent turun 15,52%. Sedangkan harga minyak WTI anjlok 17,96% di periode yang sama sejak 20 Oktober 2023.
Kedua benchmark tersebut merosot ke level terendah sejak akhir Juni di hari Kamis. Sebagai sinyal bahwa para pedagang percaya bahwa pasar mungkin mengalami kelebihan pasokan.
Brent dan WTI juga berada dalam kondisi contango, yaitu struktur pasar di mana harga bulan depan diperdagangkan dengan potongan harga setengah tahun kemudian.
Kekhawatiran terhadap perekonomian China telah memicu penurunan pasar minyak pada minggu ini.
Data bea cukai China menunjukkan bahwa impor minyak mentah pada bulan November turun 9% dari tahun sebelumnya karena tingkat persediaan yang tinggi.
Indikator ekonomi yang lemah, dan melambatnya pesanan dari penyulingan independen melemahkan permintaan.
Di India, konsumsi bahan bakar pada bulan November turun setelah mencapai puncaknya dalam empat bulan pada Oktober.