Perlu diketahui, Angola adalah produsen minyak mentah terbesar kedua di Afrika. Perselisihan antara Angola dan anggota OPEC+ lainnya merupakan faktor bearish yang menandakan pertikaian antar anggota.
Sutopo melihat, anggota OPEC lainnya mungkin menolak keras upaya Arab Saudi yang memaksa semua anggotanya melakukan pengurangan produksi.
Pada tanggal 30 November 2023 lalu, OPEC+ setuju untuk memangkas produksi minyak mentah sebesar -1,0 juta barel per hari hingga Juni 2024.
Namun, para delegasi mengatakan rincian akhir dari perjanjian baru tersebut, termasuk tingkat produksi nasional akan diumumkan secara individual oleh masing-masing negara dan bukan dalam komunike OPEC+ yang lazim.
"Pasar kecewa karena pengurangan tambahan produksi minyak mentah OPEC akan diumumkan oleh masing-masing negara, yang menunjukkan bahwa pengurangan tersebut mungkin hanya bersifat sukarela," ungkap Sutopo.
Sutopo memperkirakan harga minyak mentah WTI diperkirakan diperdagangkan pada US$ 75 per barel pada awal tahun 2024.
Terdapat kemungkinan menguji level harga US$ 80 per barel, jika situasi geopolitik tidak mereda. Sementara Lukman memperkirakan harga minyak akan berkisar US$ 80 di semester I 2024.***