Menurut seorang analis pasar dari Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah dibuka melemah setelah berlanjutnya sentimen risk-off di pasar keuangan AS.
Diketahui, Hal itu dikarenakan akibat meningkatnya yield US Treasury (UST) pada hari Senin lalu, diikuti oleh kenaikan tensi geopolitik.
Perdagangan Rabu (3/1/2024) kurs tukar rupiah ditutup melemah di pasar spot. Pelemahan rupiah sejalan dengan meningkatnya risk off di pasar keuangan Amerika Serikat (AS).
“Setelah mencapai titik terlemahnya pada level 15.525. Kurs rupiah kemudian cenderung berbalik arah, hingga ditutup melemah terbatas ke level 15.480 per Dolar AS,” paparnya.
Menanggapi hal tersebut, Analis pasar dari Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengamati, penguatan dolar terjadi sebelum risalah pertemuan The Fed bulan Desember 2023, yang akan dirilis pada hari Rabu (3/1).
Analis memperingatkan bahwa risalah tersebut mungkin tidak terlalu dovish seperti yang diharapkan pasar yaitu sebuah skenario yang kemungkinan akan mengurangi sentimen risiko.
Disisi lain, penguatan dolar AS sebagian didorong oleh kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan geopolitik.
Setelah Israel membunuh wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri dalam serangan pesawat tak berawak di ibu kota Lebanon, Beirut, pada hari Selasa.
“Meskipun The Fed memberi isyarat pada bulan Desember 2023 bahwa mereka akan mulai memangkas suku bunga pada tahun 2024, namun mereka hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai waktu tindakan tersebut,” jelasnya.
Dari internal, data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global, pada bulan Desember berada di posisi 52,2 atau naik 0,5 poin dibanding bulan November yang menempati level 51,7.
PMI Manufaktur Indonesia tetap berada dalam fase ekspansi selama 28 bulan berturut-turut.
Ibrahim bilang, kinerja PMI baik ini tentu harus dijaga dan ditingkatkan. Kondisi sektor manufaktur di Indonesia terus membaik lantaran juga didukung.
Dari beragam kebijakan strategis pemerintah yang telah berjalan secara on the right track.
Menurutnya, data nonfarm payrolls (NFP) untuk bulan Desember 2023 akan menjadi perhatian pasar yang dirilis pada hari Jumat (5/1).