BLANGPIDIE - realitasonline.id | Salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat Daya (Abdya), Julinardi berharap kalau pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, mesti diimbangi dengan pemberian bantuan yang tepat sasaran. Pasalnya, dampak naiknya BBM tersebut akan dirasakan oleh kalangan masyarakat yang pendapatannya rendah.
Bantuan yang diberikan oleh pemerintah tersebut mesti dikawal dengan ekstra, kalau perlu libatkan pihak TNI/Polri melalui Babinsa dan Babinkantibmas di wilayah masing-masing.
Julinardi mengakui kalau harga minyak dunia membuat pemerintah pada posisi yang sulit. Sehingga, pemerintah mau tidak mau harus mengikuti perkembangan harga minyak dunia sekarang.
"Jika Pemerintah Indonesia tidak mengikuti kenaikan harga minyak dunia maka perekonomian Indonesia diambang kehancuran tentunya," ungkap Julinardi, Sabtu (27/8)
Sebaliknya pula, apabila harga BBM naik, maka masyarakat menengah ke bawah akan mengalami kesulitan hidup. Disinilah peran pemerintah untuk menyeimbangi persoalan tersebut.
Artinya, Pemerintah harus berani mengambil langkah menaikkan harga BBM dengan tetap memberikan kompensasi berupa subsidi langsung kepada masyarakat yang selama ini telah dilakukan Pemerintah ditingkatan yang terendah melalui kebijakan penyaluran BLT dari sumber Dana Desa.
Kata Julinardi, Pemerintah pada tahun 2022 telah mengeluarkan kebijakan pemberian subsidi energi sebesar Rp. 502 Triliun.Terdapat potensi kenaikan subsidi energi sebesar Rp. 198 triliun pada akhir tahun, jika pemerintah tidak menaikkan harga BBM.