Bila terjadi, artinya subsidi Energi Indonesia menjadi Rp. 700 Triliun. Untuk itu, kenaikan harga BBM menjadi salah satu hal yang diperlukan untuk menekan angka subsidi agar tidak melonjak.
Untuk itu, politisi Partai Hanura itu berharap agar masyarakat dapat menerima kebijakan tersebut dalam arti membantu ketahanan ekonomi Indonesia serta kondisi ekonomi dunia yang sedang terpuruk.
Lebih lanjut Julinardi menjelaskan kalau, di Indonesia Pemerintah berhasil menahan laju inflasi domestik di angka 4,9%.
“Angka tersebut merupakan angka yang relatif lebih rendah dari sejumlah negara di kawasan Asia dan negara maju lainnya, dimana saat ini rata-rata negara Asia di kisaran 7% bahkan ada yang mencapai 9%,” ujarnya.
Sebagai perbandingan, harga BBM di Indonesia saat ini masih di bawah negara seperti Thailand dan Vietnam. Di Thailand BBM dijual Rp 19.500 per liter, Vietnam Rp 16.645 per liter dan Filipina Rp21.352 per liter.
“Kenaikan harga yang direncanakan oleh pemerintah tidak akan memberatkan rakyat sehingga perlu adanya sikap dari masyarakat dalam mendukung kebijakan tersebut,” tambahnya.
“Disamping itu, kita juga mendorong pemerintah agar ditambahkan quota penerima BLT di Kabupaten Abdya, baik itu BLT Dana Desa, PKH, BPNT dan skema subsidi lainnya,” demikian tandasnya. (ZAL)