Holding BUMN Farmasi Raih Kategori A: Komit Jaga Pengembangan Perusahaan

photo author
- Kamis, 22 Juni 2023 | 07:00 WIB
Bio Farma, Kimia Farma dan Indo Farma. (Realitasonline.id/Dokumen)
Bio Farma, Kimia Farma dan Indo Farma. (Realitasonline.id/Dokumen)

Bandung - Realitasonline.id| Holding BUMN Farmasi (Bio Farma, Kimia Farma dan Indofarma) memperoleh Tingkat Kesehatan Perusahaan dalam kategori SEHAT A dengan skor 70 pada laporan tahunan tahun 2022.

Peringkat Kesehatan keuangan ini menunjukkan komitmen Holding untuk senantiasa menjaga Pengembangan perusahaan stabil di tengah tantangan yang ada.

Secara laporan pembukuan di tahun 2022, laba bersih Bio Farma di tahun 2022 mengalami penurunan 74% dibandingkan tahun 2021 atau mencetak laba bersih Rp 505,89 miliar.

Baca Juga: Pimpin Apel Pagi Gabungan, Bupati Tapsel Ajak PNS-ASN Berkurban dan Berbagi

Total EBITDA Holding mencapai Rp 1,977 triliun turun sebesar 51,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pendapatan PT Bio Farma (Persero) secara konsolidasi (holding) mencapai Rp21,539 triliun di tahun 2022 mengalami penurunan 50,4% dari tahun 2021.

Secara detail hal ini bisa dilihat pada pendapatan Bio Farma yang mengalami penurunan 63,6% dari tahun 2021 atau mencapai Rp 11,026 triliun.

Penurunan ini terjadi karena selesainya program vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: Pimpin Apel Ketua Sat Kamling, Ini Amanat Kapolri Dibaca Bupati Simalungun

Kemudian Pendapatan PT Kimia Farma Tbk juga mengalami penurunan 25,3% menjadi sebesar Rp 9,606 triliun dari tahun sebelumnya.

Perolehan pendapatan yang belum maksimal ini disebabkan belum optimalnya pendapatan e-katalog (seperti produk ARV) serta penurunan pandemi yang berdampak pada pelonggaran syarat perjalanan, membuat pendapatan segmen jasa layanan kesehatan mengalami penurunan.

Pada tahun 2022 pendapatan PT Kimia Farma masih didominasi oleh produk pihak ketiga sebesar Rp 8,40 triliun atau 78,7% dari total pendapatan.

Baca Juga: Pj Bupati Bireuen Aulia Sofyan Sampaikan Terima Kasih Kepada DPRK Bireuen yang Menyetujui 3 Rancangan Qanun

Sementara kontribusi pendapatan dari obat ethical mencapai 36,8% atau Rp 3,53 triliun; obat OTC 23,2% atau Rp2,22 triliun, untuk obat generik 19,1% atau Rp 1,84 triliun, alat Kesehatan (alkes) dan jasa lab klinik 19,3% atau Rp1,85 triliun.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cek Indikasi Kerusakan dan Perawatan Karet Pintu Mobil

Kamis, 27 Februari 2025 | 06:55 WIB

Ungkap Efek Mobil Jarang Digunakan

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:28 WIB
X