Realitasonline.id - Medan | Suasana pagi di Pesantren Wakaf Tahfidz Qur’an Ummat Annajah Sumut Jalan Selamat Bromo Ujung Medan Denai terasa sejuk dan penuh semangat. Tampak para santri berkeliling duduk di meja besar sedang belajar tadabbur (memperdalam) Al Qur'an di lantai dasar, langsung bersama Al Ustadz H. Syahrul Nasution MA.
Kedatangan Realitasonline.id disambut hangat oleh Ustadz Syahrul selaku pimpinan Pesantren, seraya mempersilakan masuk pada Kamis (23/10/2025) pagi.
Terlihat para santri dengan tekun belajar dengan kitab suci Al Qur'an, dan buku tulis dihadapan masing-masing memegang bolpoin ditangan. Para santri tampak tekun menuntut ilmu. Tak hanya menghafal, mereka juga dibina untuk menjadi generasi Qur’ani yang berakhlak, berilmu, dan berkontribusi bagi umat.
Baca Juga: Mahasiswa Jadi Motor Edukasi Legalitas Tanah Wakaf di Pekalongan
Salah satu santri, Aulia Rizki Nasution mengungkapkan rasa syukurnya bisa belajar di pesantren tersebut.
“Saya sudah pernah mondok di salah satu pesatren ditempat lain. Selama 4 tahun sudah hafal Al Qur'an 22 juz. Tapi, Saat masuk di Pesantren ini harus mengulang dari juz pertama lagi. Menjelang 4 bulan saya belajar di Pesantren Tahfidz Annajah di sini alhamdulillah sudah lebih lancar hafal 4 juz", ujarnya.
Aulia pun menyebutkan kelebihan mondok disini. Selain menghafal Qur'an, mereka dilatih berbahasa Arab dan Inggris setiap hari. Hafalan tidak hanya dengan disetor ke mualim (guru), namun terus dikontrol agar lebih lancar dengan metode muroja'ah (mengulang) dihadapan Buya (panggilan Ustadz Syahrul)
"Yang paling berkesan, dari segi bahasa Arab, Inggris tiap hari jalan, tafsir, kitab dan pelajaran lainnya lebih bagus di sini dibanding sebelumnya. Hafalan terkontrol lebih lancar dengan muroja'ah disetor sama Mualim dan Buya", ungkapnya.
"Buya, Mualim tidak hanya mengajarkan hafalan, tapi juga menanamkan semangat berjuang dan adab dalam setiap langkah,” ujarnya dengan mata berbinar.
Baca Juga: DPR Aceh Bongkar Lemahnya Perencanaan Dinkes, Tender RS Rp15,9 Miliar Gugur
Termasuk fasilitas, Aulia mengaku sangat senang, selain sarana belajar, tempat istirahat yang nyaman, juga disediakan makan 3 kali sehari, serta laundry pakaian.
Senada dengan Aulia, Nuluri Harahap santri asal Paluta, merasa Pesantren Ummat Annajah memberikan pengalaman hidup yang berharga.