MEDAN - Realitasonline | Dusun Batu Guru Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat merupakan daerah yang memiliki potensi sangat tinggi. Salah satu hasil perkebunan yang mampu mencapai ekspor adalah kolang kaling.
Demikian dikatakan Dr Martina Restuati MSi sebagai ketua pelaksana LPPM Unimed yang melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Dusun Mano Datuk Desa Namo Mbelin Kuala Langkat Kabupaten Langkat pada Sabtu (19/20/2019).
Martina Restuati didampingi Dra Ani Sutiani MSi, Wasis Wuyung Wisnu Brata MPd, Ahmad Shafwan Pulungan MSi dan Ricky Andi Syahputra MSc sebagai anggota tim dosen.
Kata Martina, kolang kaling merupakan buah yang dihasilkan dari tanaman aren (Arenga pinnata), tanaman yang berasal dari keluarga paleman. Aren yang terkenal dengan multiguna di setiap bagian organ tanaman mulai dari batang, daun, akar, buah dapat memberikan manfaat baik untuk manusia.
"Dalam penelitian ini kami membahas buah aren yang telah mengalami perebusan dalam waktu lama, serta pemisahan kulit dari buah aren (kolang kaling) yang memiliki penggemar cukup tinggi sehingga permintaan di pasar mencapai 10 ribu ton per minggu," kata Martina seraya menambahkan tingginya jumlah permintaan kolang kaling ini mengakibatkan limbah kulit buah aren terlihat menggunung di daerah tersebut.
Selama ini, jelas Martina, penumpukan jumlah kulit buah aren ternyata belum mendapat perhatian dan sentuhan yang maksimal dari warga desa. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mengendalikan serta menambah nilai ekonomi warga desa dengan pengelolaan limbah kulit buah aren untuk dijadikan kompos (pupuk organik).
Martina menjelaskan pembuatan kompos dilakukan melalui tahapan fermentasi dengan menggunakan beberapa bahan antara lain limbah kulit kolang kaling, gula pasir, larutan efective microorganisme 4 (EM4), merupakan mikroorganisme perombakan bahan organik atau aktivator yang dimanfaatkan untuk pengomposan agar berjalan dengan cepat dan efisien, sebutnya.