MEDAN - realitasonline.id | Tiga mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah berhasil memenangkan kompetisi karya tulis ilmiah secara online tangkat kampus UMN.
Ketiganya berpeluang untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tingkat nasional. Demikian dikatakan Rektor UMN Al Washliyah, Dr KRT H Hardi Mulyono K Surbakti melalui wakil rektor (WR) III, Dr Anwar Sadat SAg MHum didampingi Kepala BAK, Muslim Asahan SPd MPd, Senin (10/8/2020).
Anwar Sadat mengenalkan tiga mahasiswa FKIP yang berhasil memenangkan kompetisi tersebut, yakni Indiany Sembiring, mahasiswa FKIP program studi (Prodi) Pendidikan Matematika yang membawakan judul "Analisis Kecemasan Mahasiswa Terhadap Study From Home" meraih juara pertama, juara kedua diraih Nurcantika boru Purba, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggeris yang membawakan judul "Modernisasi IPK (Infrastruktur, Pendidik, Kurikulum) Guna Mencapai Pemerataan Pendidikan Yang Berkualitas Menuju Indonesia Emas 2045", sedangkan juara ketiga diraih Muhammad Zein Iqbal Suherwin, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dengan judul "Pengembangan Efektivitas Kemampuan Menciptakan Puisi Pada Beranda Facebook Rosmawati Harahap Oleh Mahasiswa Program Studi PBSI Semester 4 UMN Al Washliyah Tahun Akademik 2019/2020".
Menurut Anwar Sadat, rektor sangat mendukung penuh prestasi ketiga mahasiswa ini. Atas prestasi tersebut para mahasiswa ini mendapat penghargaan berupa uang tunai sebesar Rp 1,5 juta untuk juara pertama, Rp 1 juta untuk juara kedua dan Rp 750 ribu untuk juara ketiga.
"Pesan rektor hadiah itu sebagai bentuk penghargaan dan motivasi kepada mahasiswa agar mereka terpacu untuk ikut berkompetisi lagi di tingkat nasional," sebut WR III.
Sementara itu Indiany Sembiring mengatakan judul penelitiannya itu berkaitan dengan masa pandemik Covid-19.
"Banyak mahasiswa yang mengalami kecemasan belajar. Dalam belajar itu mahasiswa cemas dengan kuota paket, internet yang sering bermasalah dan juga sinyal yang buruk. Karena banyak mahasiswa yang pulang kampung dan belajar dari rumah seringkali sinyal yang didapat tidak sebaik yang diterima jika tinggal di kota," sebutnya yang menambahkan hal-hal semacam ini menjadi kecemasan bagi mahasiswa karena tidak bisa mengerjakan tugas dari dosen secara tepat waktu. (AY)