Realitasonline.id | MEDAN - Kasus tidak diizinkannya siswa kelas 8 (SMP) mengikuti pembelajaran di Sampoerna Academy yang berada di Komplek Citra Garden Padang Bulan Kota Medan masih terus bergulir.
Saat sejumlah wartawan mendatangi sekolah tersebut untuk melakukan konfirmasi terkesan seperti dihalang-halangi oleh sekuriti yang bertugas dengan menyebut kepala SMP, MMT tidak bersedia ditemui.
"Kepala sekolah tidak bersedia ditemui, untuk minta penjelasan silahkan menghubungi nomor ini," ujar sekuriti bermarga Siregar, Kamis (25/7/2024) sambil menunjukkan lembaran yang berisi nomor HP yang belakangan diketahui sebagai Public Relation (PR) yayasan.
Baca Juga: Kontraktor Tinggalkan Lantai Saluran Berlubang, Begini Respons Kadis PUTR Taput
Saat dihubungi melalui pesan whatsapp, PR bernama Nurbaitie mengatakan akan mengirimkan standby statement sebagai penjelasan pihak sekolah.
"Kami akan kirimkan standby statement dari Sampoerna Academy Medan," jawabnya.
Dalam standby statement yang disampaikan Nurbaitie (Uthie) Public Relations Consultant, Sampoerna Academy mengoperasikan 7 sekolah berkurikulum internasional di berbagai daerah di Indonesia, senantiasa menempatkan keselamatan dan kesejahteraan komunitas.
"Sekolah kami sebagai prioritas utama dan berkomitmen menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung. Kami mengetahui telah terjadi pertikaian antara siswa dan calon siswa di luar lingkungan dan jam sekolah, yang sayangnya berkembang menjadi insiden kekerasan verbal dan situasi yang berpotensi membahayakan," jelasnya.
Lanjutnya, untung tidak ada individu yang terlibat yang terluka atau cedera.
Sampoerna Academy tidak pernah dan tidak akan mentolerir perilaku kasar atau mengancam dan mempertahankan sikap tegas atas itu.
"Sejalan dengan prinsip ini, setelah secara menyeluruh mempelajari dan mempertimbangkan insiden tersebut, Sampoerna Academy memutuskan untuk tidak menerima calon siswa tersebut
ke Sampoerna Academy Medan," tandasnya.
Dia juga mengatakan Sampoerna Academy menghargai pengertian yang diberikan dan berkomitmen untuk memastikan terciptanya lingkungan belajar yang aman bagi seluruh komunitas sekolah.
Saat ditanya apakah pihak sekolah tidak memanggil kedua belah pihak untuk klarifikasi dan mengapa tidak keduanya dipecat, Nurbaitie tidak memberi penjelasan.
"Mohon maaf, pak. Untuk saat ini kami hanya bisa memberikan standby statement yang sudah dikirimkan. Apabila nanti ada informasi lebih lanjut, akan kami sampaikan ya, pak," balasnya.