medan

Minta Pemerintah Turun, Harga Seluruh Barang Kebutuhan Pokok Tidak Terkendali Bikin Emak-emak Pusing

Selasa, 4 Februari 2025 | 18:22 WIB
pasar tradisional menjual semua kebutuhan pokok termasuk sayur mayur (Realitasonline.id/Dok)

Realitasonline.id - Medan | Harga kebutuhan pokok tiga bulan terakhir terus melambung, bahkan hampir semua barang kebutuhan masyarakat sepertinya sudah tidak lagi terkendali, sehingga sering kali menjadi masalah dapat memengaruhi daya beli masyarakat, terutama jika inflasi terjadi dalam waktu yang cepat dan tidak terduga.

Seperti yang terjadi di sejumlah pasar khususnya pasar tradisional di Medan, bahan-bahan pokok seperti Beras, Minyak Goreng, Gula, Telur, Ikan, ayam potong, bahkan sayur mayur dan kelapa juga mengalami kenaikan harga. Demikian halnya harga Cabai dan bawang terus melambung, sehingga emak-emak ibu rumah tangga mulai banting stir mengelola keuangan dapur.

Beberapa ibu pengunjung Pasar tradisional Simpang Limun Bu Mardiati dan Bu Bibah saat berbincang-bincang dengan Realitasonline.id, Selasa (4/2/2025) mengaku pusing, karena harga bahan-bahan pokok terus mengalami kenaikan.

Baca Juga: Jelang Imlek Pemko Medan Gelar Pasar Murah, Disperindag Tekan Kenaikan Harga Bahan Pokok

"Harga-harga semua naik, sejak menjelang Natal. Beras sekarang Rp 14.000 per kg paling murah, sebelumnya masih ada yang harga Rp11.000 per kg. Kemudian paling mengerikan harga cabai merah sekarang mencapai Rp 68-80.000 per kg, demikian juga cabai rawit dan cabe caplak lebih mahal lagi," ijar Bu Mardiana.

Kenaikan harga tersebut, tambah Bu Bibah, sepertinya sudah tidak terkendali, karena harga-harga naik terjadi menjalang natal, kemudian masuk tahun baru, tapi saat ini juga belum turun-turun harga.

" Tolong la pemerintah turun mengatasi masalah kenaikan harga. Kami sudah tidak tahan lagi, karena mengelola keuangan belanja tidak tidak mampu lagi. Kita ibu-ibu yang pusing mikirkan. Kalau tidak dibeli, tidak makan di rumah, kalau dibeli, keuangan yang ada tidak bisa sampai belanja sebulan," ujarnya.

Baca Juga: Jelang Nataru, Pemkab Asahan Gelar Operasi Pasar Antiisipasi Kenaikan Harga

Salah seorang pedagang sayur Aminah br Ginting mengakui, harga bahan-bahan mengalami kenaikan, seperti Cabai harganya naik terus. Sayur mayur dari Gunung (Kabupaten Karo) seperti kubis atau kol, buncis, sawi putih juga naik, sehingga ibu-ibu yang belanja engan membeli karena harganya naik.

"Harga-harga ini naik bukan kami yang buat-buat sendiri, tapi karena kami membeli barang dari pasar induk juga sudah naik. Mau tidak mau kami juga menaikan harga. Sakitnya lagi, sudah barang jualan sayur mayur dibeli mahal, tidak habis pula, yang akhirnya busuk," ungkapnya. 

Baca Juga: Vespa Primavera 2024 Alami Kenaikan Harga! TENANG, Ada New Warna Biru Esteoverso yang Lebih Nyentrik

Dari hasil pantauan di lapangan, terlihat barang-barang seperti sayur mayur, cabai, bawang, ikan dan bahan pokok lainnya terlihat cukup banyak, tapi harganya yang naik. Padahal istilah dalam ekonomi faktor harga naik umumnya dipicu oleh permintaan meningkat tajam, sementara pasokan terbatas atau barang langka.

Anehnya, justru pasokan barang berlimpah, tapi harga naik. Kondisi ini, pemerintah perlu segera turun mengatasi menstabilkan harga agar tidak memicu keresahan. (mis)

 

Halaman:

Tags

Terkini

Kota Medan Kirim 5 Armada Damkar ke Aceh Tamiang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43 WIB

UMP Sumut 2026 Naik 7,9 Persen Kini jadi Rp3.228.971

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:07 WIB