Realtasonline.id - Medan | Ketua FWP Zulkifli Harahap sesalkan terjadinya insiden menghalangi tugas-tugas wartawan, bahkan diduga adanya intimidasi dilakukan oknum disebut-sebut tim melekat Bobby Nasution (Gubernur Sumut), karena tidak hanya melanggar tapi sudah mencederai Undang-Undang pokok pers Nomor 40/1999.
" Insiden itu sangat kita sesalkan dan tidak seharusnya terjadi, apalagi saat itu dalam momen acara yang dihadiri wartawan dalam kapasitas menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai jurnalis. Mau siapapun dia itu, dalam kapasitas apapun dia, tidak berhak ada upaya penghalangan terhadap jurnalis yang meliput di kantor gubernur Sumut," ujarnya didampingi Sekretaris FWP Benny Pasaribu, Kamis (8/5/2025).
Zulkifli mengatakan, insiden tersebut tidak pernah terjadi selama ini siapapun gubernurnya, karena tugas wartawan mencari dan menginformasikan berita, terutama ditugaskan di kantor gubernur. Tapi baru kali ini terjadi upaya menghalangi wartawan. " Ini perlu disikapi tegas, jangan sampai ada 'gerbong' dari gubernur yang baru ingin merusak citra Bobby Nasution sebagai Gubernur Sumut," tegasnya.
Baca Juga: Kapolres Bangga Wartawan di Padangsidimpuan Kompak-kompak.
Karena, lanjut pria yg akrab disapa Zul Gondrong ini, wartawan-wartawan di kantor gubernur itu bukan untuk mencari-cari pekerjaan, tapi ditugaskan secara resmi dari media masing-masing untuk meliput di lingkungan Pemprovsu. Sudah seharusnya saling menghargai. Kalau melihat kejadian semalam itu, saya menilai itu semacam premanisme. Sampai ada bahasa 'kau tandai aku ya'. Ini arogan dan berlagak preman?" tegas wartawan senior ini.
Dari sikap arogan dan gaya preman ini, Zul Gondrong mengingatkan, dikhawatirkan orang-orang di sekeliling Bobby Nasution justru menjadi penyebab tidak harmonisnya hubungan antara wartawan terutama yang tergabung di FWP, dengan Gubernur Bobby.
"Padahal dalam tugas kami sehari-hari, tidak hanya gubernur dan wakil gubernur, semua pejabat Pemprovsu berhak untuk melayani pertanyaan ataupun konfirmasi dari wartawan yang bertugas di kantor Gubsu. Karena wartawan yang bertugas menjalankan profesinya sebagai penyambung aspirasi masyarakat Sumut. Siapapun gubernurnya, tetap ada wartawan unit Pemprovsu," pungkasnya.
Baca Juga: Koordinator Wartawan DPRD Medan Halal Bi Halal, Said Ilham : Mari Pererat Silaturahmi
Benny Pasaribu menambahkan, pihaknya menduga kuat orang-orang sekeliling gubernur saat ini sudah menyampaikan informasi yang keliru kepada Bobby Nasution. Misalnya bahwa FWP tidak mendukung pemerintahan Bobby-Surya. Padahal mungkin di sisi pak gubernur, sebenarnya ingin membuka komunikasi yang baik dengan FWP. Demikian sebaliknya FWP sangat welcome, jika diajak bergandengan tangan membangun visi misi Pak Bobby dan Pak Surya hingga 2030.
Menurut Benny, orang-orang di sekeliling Gubernur Bobby yang bersikap arogan dan tidak bersahabat kepada insan pers, harus ditertibkan. "Kita minta jangan sampai pula orang-orang di sekitar Pak Bobby menjadi penghambat tugas-tugas jurnalistik dari kawan-kawan media yang sehari-harinya meliput di jajaran Pemprovsu," tegasnya.
Apalagi di Pemprovsu, tambah Benny, banyak para senior dan sesepuh jurnalis sampai sekarang masih konsisten meliput di kantor gubernur. " Marilah kita saling menghargai satu sama lain, sehingga dalam perjalanannya kita nyaman menjalankan tugas dan kewajiban kita masing-masing," ujarnya.
Sosok Wahyu Panjaitan disebut-sebut Tim melekat Bobby Nasution mendadak menjadi sorotan publik, diduga setelah melakukan intimidasi kepada insan pers saat meliput di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Rabu (7/5/2025).
Setelah ditelusuri wartawan, Wahyu Panjaitan ternyata tidak terdaftar sebagai staf protokol pada Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setdaprovsu maupun di Dinas Kominfo Sumut. Bahkan Kepala Biro Adpim, Ady Putra Parlauangan melalui Kabag Protokol Reza Prima Kurniawan membenarkan Wahyu Panjaitan bukan bagian dari instansi mereka.