"Ini harus kita dorong terus untuk membantu UMKM kita, agar terus dapat bertahan di situasi saat ini," katanya
Dijelaskan Rosmaya, pertumbuhan ekonomi di dunia mengalami kontraksi yang begitu tajam karena adanya pembatasan di berbagai negara. Indonesia sekitar 68% mengalami gejolak karena sulitnya memasarkan hasil usaha akibat daya beli masyarakat turun.
"UMKM merupakan motor pergerakan ekonomi. UMKM berkontribusi 60% pada pergerakan perekonomian nasional. Kita harus melakukan penyesuaian dan harus menangkap peluang yang ada," katanya.
Rosmaya meminta Karya Kreatif 2020 dapat berperan sebagai media untuk memperkenalakan produk-produk unggulan khususnya di Sumut. BI harus berkontribusi dan bersinergi dalam mengembangkan dan menjadi arsitektur dalam penguatan UMKM, baik biaya dan pengembangan.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat menyatakan, kegiatan ini selain menjadi ajang promosi produk unggulan Sumut, sekaligus sebagai salah satu bentuk komitmen bersama dalam mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
"Karya Kreatif Sumut ini akan dilaksanakan secara semi virtual selama 3 hari, terhitung sejak tanggal 28 Agustus 2020 sampai dengan 30 Agustus 2020," katanya.
Menurut Wiwiek, dampak pandemi Covid-19 ini juga dapat menjadi kesempatan dan peluang bagi para pelaku UMKM untuk menciptakan peluang usaha baru, menyesuaikan dengan perilaku belanja masyarakat yang semakin mengarah pada layanan daring untuk memenuhi kebutuhan dan mengurangi transaksi secara langsung/tatap muka.
Selain itu, pengembangan UMKM juga diarahkan pada integrasi platform digital dengan semakin dominannya interaksi merchant-platformconsumer. Hal tersebut, antara lain mendorong penggunaan QR Indonesian Standard (QRIS) yang menjadi ujung tombak dalam mendukung transaksi UMKM yang semakin cepat dan efisien.