“Alhamdulillah, sejauh ini, masyarakat mendukung. Sebab, mereka menginginkan melalui revitalisasi, kotanya menjadi lebih baik lagi. Sedangkan Lonsum, sudah mengatakan langsung kepada Wali Kota untuk kesediaannya membuka arcade, tinggal kapan direalisasikan. Berhubung menyangkut keamanan, mereka nanti yang akan membukanya sendiri” ungkapnya.
Ketika disinggung mengenai konsep pedestrian, Benny mengatakan, yang jelas ingin mengembalikan seperti bentuk semula di mana aspal Jalan Ahmad Yani Medan yang ada saat ini, akan diganti dengan batu alam seperti pola-pola berjalan di Eropa. “Yang sudah dikerjakan seperti di kawasan Kota Lama Semarang dan Braga Bandung. Kemungkinan (pengerjaannya) juga mengarah ke kondisi tersebut,” jelasnya.
Khusus untuk arcade, papar Benny, berhubung material yang ada saat ini tidak seragam, akan dilakukan pergantian sehingga menjadi seragam seluruhnya. Selanjutnya mengenai parkir, Benny menambahkan, juga akan dilakukan penataan. Direncanakan parkir akan dipusatkan di Jalan Kereta Api. “Untuk pastinya kita tunggu hasil focus group discussion (FGD), sebab kita juga akan mendata berapa kendaraan masyarakat sekitar yang akan ditampung,” pungkasnya.
Pengembalian Kesawan menjadi ruang pedestrian mendapat apresiasi dan dukungan dari Darma Lubis, salah seorang penggiat budaya Medan. “Kita mendukung langkah Bobby Nasution untuk merevitalisasi kawasan Kesawan. Sebab, tujuannya untuk mengembalikan fungsinya seperti masa lalu., termasuk sebagai ruang pedestrian,” kata Darma.
Sebagai penggiat budaya, kata Darma, langkah Bobby Nasution merevitalisasi dinilai sangat positif. Hanya saja, dia berharap, agar Pemko Medan tidak hanya sekedar merevitalisasi secara fisik saja, tetapi harus diikuti dengan pengelolaan non fisiknya agar pemanfaatan dari revitalisasi yang dilakukan dapat dirasakan masyarakat.
“Pengelolaan non fisik juga sangat penting sehingga pembangunan fisik yang dilakukan tidak mubazir, sehingga revitalisasi kawasan Kesawan sebagai cagar budaya dapat dirasakan manfaatnya. Setelah mengembalikan Kesawan sebagai ruang pedestrian, Pemko Medan harus bisa mengelolanya dengan baik sehingga warga merasa aman dan nyaman saat melintas di kawasan tersebut,” saran pria yang juga sebagai sutradara Teater Siklus Medan. (AY)