“Ya ini paviliun kita sudah mencerminkan ciri khas daeranya. Boleh saja tampilannya seperti itu (TMII), tetapi kita fokus ke UKM-nya. Maka itu, bagaimana ini (paviliun) bisa kita hidupkan,” sebut Ijeck sapaan akrab Musa Rajekshah, terkait keberadaan PRSU yang tidak dibuka sejak pandemi Covid-19 tahun lalu.
Begitu juga dengan program digitalisasi untuk hal pemasaran produk UKM, Ijeck menekankan kepada Dinas Koperasi dan UKM Sumut agar bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, seperti pembinaan kepada pelaku usaha. Sebab dalam era modernisasi sekarang, terutama masa pandemi Covid-19, cara tersebut telah menjadi pilihan utama masyarakat untuk produk tertentu.
Selain ke Gedung PLUT, Ijeck juga sempat meninjau gedung Balai Latihan Koperasi (Balatkop) dan UMKM Sumut di kawasan Medan Sunggal, dimana kondisinya dinilai sudah tidak representatif untuk tempat latihan. Sehingga ia berkeinginan agar Aula lantai 2 Gedung PLUT yang cukup luas, bisa digunakan untuk keperluan tersebut.
“Saya sudah lihat ke sana, tidak layak. Sementara di sini jauh lebih layak. Kenapa tidak kita pikirkan ini (PLUT) menjadi salah satu ruangan nantinya tempat pelatihan koperasi dan UKM. Bahkan orang umum bisa menggunakannya,” pungkasnya.
Sementara Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumut Suherman menyampaikan, tujuan dari dibangunnya PLUT tersebut di antaranya untuk meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan UKM, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM), peningkatan produksi dan produktivitas usaha, serta meningkatkan akses dan jangkauan pemasaran produk.
“Ini sesuai dengan program Kementerian Koperasi dan UKM RI yang menyedikan jasa Non-Finansial secara menyeluruh dan terintegrasi bagi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam upaya meningkatkan kinerja produksi, pemasaran, akses pembiayaan dan SDM melalui peningkatan kapasitas kewirausahaan, teknis dan manajerial,” jelasnya. (AL)