Parlindungan mengatakan, pelaku IKM yang dibina pada Tahun 2022 ini sebanyak 600 pelaku. Pelaku usaha yang masuk dalam kategori usaha IKM tersebut, terangnya, mempunyai ciri berproduksi dan mempunyai dapur produksi.
"Kalau tidak berproduksi, tidak mengolah bukan industri. Yang kita masukkan ke industri yakni pelaku usaha yang berproduksi, mengolah dari bahan mentah menjadi setengah jadi, atau setengah jadi menjadi jadi," jelasnya.
Untuk pemasaran produk IKM, Parlindungan mengaku, pihaknnya juga berusaha membangun kolaborasi dengan pihak lain, di antaranya pihak hotel maupun swalayan
"Di samping itu, kita juga mempunyai program Sakasanwira, Satu Kelurahan Satu Sentra Wira Usaha. Pembinaannya IKM kita lakukan berdasarkan kluster usahanya, misalnya olahan makanan sejenis, membatik, songket, dan lainnya," sebutnya.
Selain pelatihan, untuk merealisasikan Sakansawira itu Dinas Perindustrian juga akan memberikan bantuan peralatan kepada kelompok IKM yang dianggap berpotensi untuk meningkatkan hasil produk berdasarkan skala prioritas.
Parlindungan mengatakan, sejak tahun 2021 pihaknya secara berangsur melengkapi peralatan guna memaksimalkan kegiatan pelatihan maupun pemberian bantuan kepada IKM. Peralatan yang telah diadakan Dinas Perindustrian antara lain mesin pengolahan sampah menjadi briket, oven, mesin cetak batako,mesin olahan makanan, mesin jahit sepatu, dan mesin roasting kopi.
Guna mencapai hasil yang lebih maksimal, lanjut Parlindungan, pihaknya juga berkolaborasi dengan Dekranasda dan OPD-OPD serta stakeholder lainnya.
"Kolaborasi ini antara lain terakit pemasaran, promosi, sehingga pruduk dari hulu dan hilir dapat diminati oleh masyarakat," tutupnya. (AY)