MEDAN - realitasonline.id| DPRD Kota Medan meminta pemerintah kota melalui Dinas Kesehatan setempat agar memperbanyak merekrut tenaga nutrisionist atau ahli gizi untuk ditempatkan di setiap Puskesmas sebagai upaya menekan angka stunting (kekerdilan).
"Ini merupakan kelalaian Dinas Kesehatan Kota Medan, kenapa di Puskesmas sampai kosong dan tidak punya tenaga nutrisionist, sehingga penyuluhan gizi bagi masyarakat, terutama penderita stunting menjadi terhambat," ujar anggota Dewan Medan Margaret, Senin (25/7/2022).
Legislator ini menemukan kekosongan ahli gizi di Puskesmas Sicanang, Kecamatan Medan Belawan yang berdampak terhambatnya penanganan 106 penderita stunting di Kelurahan Belawan Sicanang.
Seharusnya Dinkes Kota Medan bersama perangkat, termasuk 41 Puskesmas di daerah ini memberikan keseriusan terhadap penanganan kekerdilan pada bayi di bawah lima tahun.
Data terakhir Dinkes Kota Medan menyebut bahwa stunting di bulan penimbangan Februari 2022 ditemukan sebanyak 550 balita gizi kronis yang tersebar di 20 kecamatan.
"Pelayanan kesehatan di Puskesmas bukan hanya bagi penderita, tapi perlu sosialisasi penyuluhan gizi warga agar paham dan mengerti mengantisipasi kasus stunting ini," terangnya.
Ia mengajak seluruh ASN Pemkot Medan harus ikut mencegah kekerdilan merupakan program prioritas di bidang kesehatan dan stunting bukan suatu penyakit, tapi dampak kurang nya gizi 1.000 hari.