medan

Edy Rahmayadi: Spekulan, Infrastruktur dan Pemalak di Jalanan Faktor Inflasi Tinggi

Jumat, 10 Maret 2023 | 17:47 WIB
Gubernur Sumatera Utara didampingi Kapoldasu Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak. dan Kasdam I/BB saat memberi penjelasan terkait inflasi di Sumut. (foto/ist)

MEDANrealitasonline.id | Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi minta Pemkab/Pemko mencari formula yang tepat mengatasi kenaikan inflasi menjelang Ramadan, karena ada tiga faktor menyebabkan inflasi tidak selesai-selesai, yaitu adanya spekulan, infrastruktur rusak dan pemalak di jalanan.

"Mengapa harga bahan pokok pangan seperti beras, cabai, telur dan ikan dencis masih tetap mahal, memicu inflasi naik. Ini masalah klasik, karena ada faktor lain yang luput dari pantauan dan harus segera diatasi bersama, agar masyarakat tidak kesulitan di bulan Ramadan dan Idulfitri," ujar Gubsu dalam rakor (rapat koordinasi) High Level Meeting TPID Pemprov Sumut, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman Medan, Kamis (9/3/2023).

Menurutnya, kabupaten/kota di Sumut sebagian besar surplus untuk bahan pokok pangan, namun inflasi masih cukup tinggi. Ada apa ini, jangan-jangan ada spekukan yang bermain mencari keuntungan. Jika ini tidak dikendalikan, masalah tidak akan selesai-selesai dan inflasi akan bergerak naik terus. Apalagi menjelang bulan Ramadhan, Idul Fitri dan menyambut Hari Raya Haji.

Kalau 4 komoditi ini, beras, cabai, telur ayam, ikan dencis penyebab inflasi Sumut tinggi jadi 5,88 persen dibulan Pebruari 2023, menurut Edy, karena masalahnya para spekulan (bandit-bandit) harga, banyak kali mengambil keuntungan. Kemudian masalah infrastruktur jalan juga masih banyak yang belum mendukung, sehingga cost distribusi semakin besar. Belum lagi adanya pemalak-pemalak truk pengangkut komoditi di tengah jalan. Ini yang jadi penyebab inflasi naik.

"Sudahlah spekulan bermain, infrastriktur tidak ada yang bener. Kemudian dijalan para supir truk dipalak harus bayar, tidak selesai-selesai masalahnya. Habis la kita, kalau hal ini tidak kita urai bersama. Untuk itu, diminta aparat kepolisian tegas terhadap preman-preman pemalak yang menyetop sana menyetop sini, berapa yang harus ditanggung para supir truk tersebut. Kita sibuk menekan inflasi, tapi para spekulan dan pemalak itu tetap beraksi, begini lah kita jadinya," ujar Edy.

Gubsu menegaskan, masalah-masalah itu semua perlu dievaluasi bersama seluruh Pemkab/Pemko di Sumut. Bulog, Forkopimda dan Pemprov Sumut akan terus mengawal ini dan berharap dua minggu kedepan, kemudian bulan puasa, Hari Raya Idul fitri, Idul Adha dan hari besar lainnya tidak melambung lagi inflasi kita.

Menurut Edy Rahmayadi, batas atas inflasi Sumut saat ini adalah 3+1 sedangkan batas bawahnya 3-1. Sedangkan inflasi Sumut mencapai 5,88% sangat tinggi dan berpengaruh besar bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. “Saya tidak berbicara membandingkan dengan provinsi lain, tapi ini sangat berpengaruh pada kehidupan rakyat kita, harga tidak stabil, begitu juga nilai barang dengan UMR khususnya pangan. Inflasi ini ibarat tensi, ukurannya normal 3 persen, tensi normal 120 derajat celsius. Kalau inflasi atau tensi naik, lama-lama bisa mati strok. Demikian halnya jika tensi atau inflasi turun atau deflasi juga membahayakan," kata Edy.

Halaman:

Tags

Terkini

Kota Medan Kirim 5 Armada Damkar ke Aceh Tamiang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43 WIB

UMP Sumut 2026 Naik 7,9 Persen Kini jadi Rp3.228.971

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:07 WIB