Sebelumnya, Kepala Perwakilan BI Cabang Sibolga Aswin Kosotali mengatakan, kegiatan tersebut diadakan sebagai bentuk komitmen pihaknya dalam pengembangan UMKM di Tapsel. Pengembangan UMKM itu juga dalam rangka mendukung tugas pokok BI guna menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.
" Harapan kita UMKM kita bisa naik kelas. Kita juga berharap, UMKM kita tidak hanya menasional atau "Go National", tapi harus bisa ekspor dan dikenal dunia internasional atau "Go International," harapnya.
Sementara Ketua Dekranasda Tapsel, Ny Rosalina Dolly Pasaribu, berharap kiranya seusai pelaksanaan pelatihan itu, kualitas maupun pemasaran kain tenun Tapsel bisa meningkat. Dengan adanya desainer dan penjahit lokal yang kualitas SDM-nya mumpuni, diharap even-even fashion show ke depan hasilnya semakin berkualitas.
" Tentunya, Dekranasda Tapsel akan terus mendampingi dan memfasilitasi untuk industri kriya dan fesyen di Tapsel. Sehingga, Dekranasda Tapsel bisa menjadi wadah pembinaan, pendampingan, fasilitasi, promosi, dan pemasaran produk-produk khususnya tenun Tapsel, " kata Ny Rosalina.
Sedangkan Desainer Internasional yang juga tim ahli Dekranasda Pusat, Wignyo Rahadi, menyatakan, rasa syukurnya atas sinergitas yang baik antara BI dengan Dekranasda Tapsel sehingga program pelatihan itu bisa berlangsung sukses.
" Ini biayanya cukup murah, kalau kita mengenalkan suatu daerah khusus Sipirok misalnya. Kita mengenalkan kainnya, murah dan cepat. Di mana setiap ada kegiatan, kita melakukan promosi branding kainnya. Kalau kita mem-branding kain, otomatis daerah kebawa (ikut dikenal). Tapi kalau kita hanya mem-branding kotanya (daerahnya), kainnya belum tentu kebawa," terangnya. (RI)