BLANGPIDIE - realitasonline.id | Puluhan siswa yang menimba ilmu di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Desa Kuta Bak Drien, Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), harus rela duduk di bangku dengan ruang kelas hanya ditutupi beberapa lembar triplek ditambah jaring hitam yang menempel pada tiang bangunan.
Kondisi seperti itu sudah sepuluh tahun lebih dirasakan oleh siswa yang mengenyam ilmu Agama Islam di madrasah tersebut. Bahkan dari tenaga pendidik yang berjumlah delapan (8) orang, MIS Tangan-Tangan telah meluluskan empat alumni dengan tahun ini (2021).
Kepala MIS Tangan-Tangan, Tgk Nyak Umar saat ditemui wartawan, Kamis (26/8) mengaku hanya bisa berdoa dan berusaha agar madrasah yang telah berdiri sejak tahun 2011 itu, bisa segera mendapatkan bangunan baru yang lebih layak dan nyaman agar minat belajar lebih efektif.
“Meski kami hanya berteduh di bangunan sederhana seperti ini, namun antusias siswa juga tidak berkurang. Sebab, dukungan wali murid di Desa Kuta Bak Drien sangat tinggi. Buktinya, bangunan seadanya yang terangkai dari kayu dan triplek itu, merupakan partisipasi dari warga setempat,” kata Nyak Umar didampingi sejumlah tenaga pendidik lainnya.
Selain dari swadaya masyarakat, pemerintah desa setempat pada masa itu juga telah menyumbangkan dua unit bangunan toilet untuk mendukung keperluan sarana madrasah.
Nyak Umar menyebutkan, pada lokasi berdirinya bangunan madrasah ini merupakan tanah pemberian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Abdya dengan luas sekitar 5.993 meter persegi di masa pemerintahan Akmal Ibrahim periode pertama menjabat sebagai Bupati Abdya. Pada saat awal mula berdiri madrasah, memang sudah ada dua ruang kelas semi permanen dengan kondisi yang terlihat masih belum siap sempurna.
“Kita sudah beberapa kali melayangkan usulan kepada instansi terkait, namun belum juga ada jawaban untuk pembangunan ruang kelas baru (RKB). Meski demikian, kita tidak menyerah, usulan itu akan terus kita kirimkan dalam setiap tahun ke tahun,” tuturnya.