Anggarkan Rp 2,7 Tirilun, Pembangunan Jalan 450 Km di Sumatera Utara Selesai 2023

photo author
- Rabu, 12 Januari 2022 | 16:47 WIB
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) melalui Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi menggelar jumpa pers yang difasilitasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut terkait kegiatan infrastruktur jalan dan jembatan melalui skema multiyears Tahun Anggaran 2022-2023 di Ruang Rapat Kantor Gubernur Sumut Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Rabu (12/1). (DISKOMINFO SUMUT)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) melalui Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi menggelar jumpa pers yang difasilitasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut terkait kegiatan infrastruktur jalan dan jembatan melalui skema multiyears Tahun Anggaran 2022-2023 di Ruang Rapat Kantor Gubernur Sumut Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Rabu (12/1). (DISKOMINFO SUMUT)

MEDAN – realitasonline.id | Pembangunan infrastruktur jalan sepanjang 450 km menjadi prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut). Proyek dengan anggaran Rp2,7 triliun yang dimulai tahun ini tersebut ditargetkan sudah rampung pada tahun 2023.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sumut Bambang Pardede pada acara  konferensi pers mengenai pelaksanaan kegiatan infrastruktur jalan dan jembatan melalui skema multiyears di Ruang Rapat 1 Lantai II Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Medan, Rabu (12/1/2022). Hadir Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Setdaprov Sumut Mulyono dan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kaiman Turnip.

Bambang mengakui saat ini jalan provinsi di Sumut dengan kondisi mantab sekitar 75%, sementara yang tidak mantab ada 25%. Artinya dari panjang jalan provinsi sekitar 3.005 km, hanya 750 km yang tidak mantab.

Pembangunan tersebut dilakukan melalui skema pendanaan multiyears atau tahun jamak serta dengan metode rancang dan bangun (design-build). Dengan menggunakan skema dan metode tersebut, menurutnya, pembangunan bisa lebih cepat selesai.

“Juga efisiensi dalam proses pengadaan (dilakukan satu kali) dan waktu pelaksanaan yang simultan dan paralel sehingga efektif dan ekonomis dari segi waktu dan biaya,” kata Bambang.

Selain itu, pandemi membuat semua rencana pembangunan terhambat. Hal ini diperparah dengan penurunan kondisi jalan 2,5 % per tahun. Sehingga pencapaian target pembangunan infrastruktur pada visi misi Gubernur menjadi terkendala. Maka dipilihlah skema pendanaan multiyears (tahun jamak) dan metode rancang bangun agar dalam dua tahun pembangunan cepat selesai.

Menurut Bambang, jika mengunakan skema konvensional, pembangunan jalan tidak akan pernah selesai atau tercapai. Masyarakat pun tidak akan pernah menikmati jalan yang berkualitas atau mantab.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X