TAPANULI SELATAN – realitasonline.id | Kunci utama dalam memajukan Kopi Sipirok harus ada satu persepsi dalam menentukan citarasa dari kopi itu sendiri. Semua sama-sama miliki satu tujuan, yaitu bagaimana Kopi Sipirok bisa bangkit sehingga cita rasanya dapat dikenal luas.
" Dengan dasar tersebut Pemkab Tapsel menggelar Festival Kopi Sipirok, dengan konsep standarisasi dan besarnya semangat dari kawan-kawan semua untuk memajukan Kopi Sipirok, " kata Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), H Dolly Pasaribu, saat menghadiri pembukaan Festival Kopi Sipirok 2022 di Alun-Alun Pasar Sipirok, Kabupaten Tapsel, Sabtu (12/11/2022).
Menurut Bupati, seperti hal nya dengan program 'Jumat Ngopi', yang selama ini digalakkan Pemkab Tapsel sebagai upaya agar masyarakat mencintai Kopi Sipirok. Banyak kegiatan Pemkab yang dibalut dengan ngopi bareng, seperti olah raga massal yang dilanjutkan dengan ngopi, rapat-rapat disuguhi kopi, juga tamu yang diajak ngopi bersama yang kopinya hanya boleh Kopi Arabika Sipirok.
Pada HUT Tapsel kali ini, dirinya memberikan perhatian khusus pada Festival Kopi. Ia mengatakan, festival tersebut akan dilakukan selama dua hari dari tanggal 12 sampai 13 November 2022, di mana, dalam festival itu juga akan menggelar berbagai kegiatan seperti, Green Bean Contest, Barista Corner dan lainnya, serta mengadakan diskusi publik yang mengangkat tema 'Bisnis dan Korporasi Petani Kopi', dengan pembicara dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Kementerian Koperasi dan UKM juga yang menghadirkan stand para pelaku UMKM kopi, petani kopi, dan bursa ketenagakerjaan.
" Saya pernah membawa beberapa Kopi kita ke Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia dan saya memiliki niat sederhana, jika kopi kita bisa di ekspor, tentu akan meningkatkan penikmat kopi di manca negara yang secara otomatis juga melirik penikmat kopi nusantara dan dari sana setelah diperiksa masih banyak hal yang perlu dibenahi, terutama penanganan paska panen, " terangnya.
Disamping itu, kata Bupati, persoalan yang belum terselesaikan yakni istilah, seperti 'Kita yang Memiliki Kopi akan tetapi Tetangga yang Memiliki Nama'. Oleh karena itu, Bupati mengajak untuk menyelesaikan dulu persoalan internal baru mengembangkan ke luar.
" Untuk itu, semua kita harus satu pemahaman tentang bagaimana standar dan cita rasa dari Kopi Sipirok itu sendiri, baru kemudian kita kembangkan ke luar daerah, " tuturnya.