KUTACANE - realitasonline.id | Sejumlah mahasiswa dan masyarakat yang menamai dirinya sebagai aliansi Mahasiswa Universitas Gunung Leuser (UGL) dan Pemuda Aceh Tenggara melakukan aksi demontrasi di depan kantor KIP Agara, pada Kamis (29/12/22).
Hal tersebut dipicu oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Tenggara (Agara) dinilai tidak transparan dalam penetapan hasil seleksi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Penyeleksian PPK itu pun disebut sarat korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Para pengunjuk rasa yang berjumlah puluhan orang tersebut menuding dalam penetapan hasil seleksi PPK Nomor: 08/PP.04-Pu/1102/2022 tidak sesuai dengan Keputusan KPU-RI Nomor: 31/PP.05Kpt/03/KPU/1/2018 tentang Petunjuk Teknis Pembentukan Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Penyelanggaraan Pemilu.
Beni, selaku Koordinator aksi demontrasi tersebut juga mengatakan, KIP Agara dalam hal ini tidak transparan dalam seleksi wawancara bahkan hasil nilai wawancara tidak pernah diumumkan secara tertulis.
"Kami juga menilai, dalam penetapan calon PPK, KIP Agara telah melakukan pungutan liar, atau KKN yang mana saudara kandung salah satu Komisioner dinyatakan lulus," ungkapnya.
Dijelaskannya juga, selain manipulasi dan kecurangan dalam penilaian, dugaan isu pungli di lingkungan KIP semakin mencuat.
"Kita menduga pihak KIP melakukan pungli sebesar Rp20 juta hingga Rp25 juta per orang dalam menetapkan calon PPK," kata Beni.
