Realitasonline.id| Belitung Timur, Dalam upaya mencari bibit atlet berprestasi sejak dini, Komite Olahraga Nasional Indonesia Beltim turun langsung ke setiap sekolah di Beltim
Program Pemanduan Bakat (Talent Scouting) KONI (Komite Olahraga Nasional Indoesia) Belitung Timur dimulai pada tahun 2024.
Tidak hanya fokus pada siswa dari SMA sederajat, tetapi juga mencakup siswa SD dan SMP. Program ini akan melibatkan Ikatan Guru Olahraga Nasional (IGORNAS) Kabupaten Beltim.
Baca Juga: KONI Beltim dan STKIP Pasundan Siapkan Kuota 40 Orang Kuliah Gratis bagi Siswa Berprestasi
Ketua Umum KONI Beltim, Kamarudin melalui Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi, Dela Wahyudi menjelaskan bahwa konsep program ini melibatkan kerjasama antara KONI Beltim dan guru-guru olahraga.
Kerjasama KONI Beltim dan guru olahraga akan secara langsung mengukur prestasi, minat, serta bakat olahraga pelajar, ungkap Dela Wahyudi
"Kami memerlukan tenaga serta instrumen yang cukup banyak untuk melakukan penilaian terhadap parameter-parameter tertentu," kara Dela sesuai dengan hasil Rapat Konsolidasi Pengurus KONI tahun 2024 di Sekretariat KONI Beltim pada Jumat (12/1/2024).
Mengingat di dunia olahraga, semuanya bisa diukur, kata Dela.
Baca Juga: KONI Tapsel Serahkan Peralatan dan Perlengkapan Olahraga Kepada 6 Cabor
Dela menekankan bahwa program ini akan mencakup seluruh sekolah, meskipun rincian jumlah sekolah yang akan didatangi masih perlu dikoordinasikan dengan guru-guru olahraga.
"Koordinasi dengan guru-guru olahraga harus dilakukan terlebih dahulu, dan kita akan mensosialisasikan program ini. Yang pasti, program ini tidak akan mengganggu jam belajar mengajar di sekolah," ujar Dela.
Pentingnya kegiatan ini dilakukan secara langsung ke sekolah-sekolah dikarenakan banyak calon atlet atau pelajar yang memiliki minat dan bakat, namun enggan untuk bergabung di klub atau cabang olahraga tertentu.
"Olahraga adalah kesenangan, di mana kita tidak bisa memaksakan seseorang untuk ikut latihan di cabang olahraga tertentu. Padahal, mereka memiliki bakat dan potensi.
Dengan adanya parameter, kita bisa mengarahkan mereka kepada guru olahraganya jika pelajar tersebut membutuhkan perhatian khusus untuk cabang olahraga tertentu," jelas Dela.(HY)