olahraga

Tim Binaan PSSI Askab Paluta ‘Terpuruk’ Di Porprovsu 2022, Ini Kata Pengamat!

Kamis, 10 November 2022 | 15:22 WIB

PALUTA - realitasonline.id | Minat terhadap perkembangan persepakbolaan di wilayah kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) cukup menggeliat, seiring dengan euforia atas prestasi tim sepakbola FC Gelora Purba Sinomba (GPS) yang bisa menembus final perhelatan Bonas Cup 2022.

Namun, prestasi yang ditorehkan oleh ‘tim kampung’ di salah satu ajang kompetisi terbesar tingkat provinsi Sumatera Utara ini seolah berbanding terbalik dengan prestasi tim sepakbola binaan dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Asosiasi Kabupaten Paluta yang cukup memprihatinkan di ajang Porprovsu tahun 2022.

Salah seorang pegiat dan pengamat sepakbola di kabupaten Paluta Samsuddin Harahap prihatin atas kondisi tersebut. “Cukup prihatin dengan kondisi tim sepakbola binaan PSSI Askab Paluta saat ini. Euforia dan rasa bangga atas prestasi FC Gelora Purba Sinomba seolah ‘tenggelam’, di ajang Porprovsu 2022,” ujarnya.

Tim FC GPS yang dianggap sebagai ‘tim kampung’ yang notabene tidak memiliki anggaran atau dana pembinaan yang cukup memadai, bisa menorehkan prestasi yang sangat membanggakan masyarakat kabupaten Paluta di ajang kompetisi persepakbolaan yang cukup megah di provinsi Sumut yakni menjadi finalis Bonas Cup 2022.

Hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan tim sepakbola yang diutus PSSI Askab Paluta ke ajang Porprovsu 2022, diketahui memiliki fasilitas dan anggaran yang cukup mumpuni. “Konsep dari FC GPS dinilai sebagai tim kampung itu, gotong royong atau dalam bahasa daerah kami mok kali mok alias urunan, dandingkan tim binaan PSSI yang bukan rahasia umum lagi memiliki konsep yang cukup tertata dengan anggaran serta perhatian yang cukup dari pemerintah daerah,” terangnya.

Menurutnya, dengan kondisi tersebut dirinya mengangggap bahwa ketua dan jajaran pengurus PSSI Askab Paluta sudah tidak mampu menjadi nakhoda ditubuh lembaga yang menjadi ujung tombak kemajuan olahraga persepakbolaan di daerah.

"Memajukan olahraga, bukan hanya dengan konsep harus dengan anggaran yang besar baru bisa berprestasi. Intinya, anggaran itu memang sangat vital dan dibutuhkan untuk memajukan olahraga. Namun jangan dibuat konsep utama bahwasanya harus ada anggaran baru bisa bekerja. Kalau tidak mampu untuk jadi nakhoda, jangan dipaksakan dan silahkan meletakkan jabatan dengan Legowo,” sambungnya.

Halaman:

Tags

Terkini