Realitasonline.id | Popularitas mobil listrik terus meningkat, tetapi masih banyak mitos yang beredar seputar baterainya. Pemahaman yang keliru sering membuat calon pengguna ragu beralih ke kendaraan ramah lingkungan ini. Berikut penjelasan mitos dan fakta tentang baterai mobil listrik yang perlu diluruskan.
- Mitos 1: “Baterai Mobil Listrik Cepat Rusak dan Harus Sering Diganti”
Banyak orang mengira baterai mobil listrik hanya bertahan 2-3 tahun, seperti baterai ponsel. Faktanya, produsen umumnya memberikan garansi baterai 8 tahun atau 160.000 km, tergantung mana yang tercapai lebih dulu.
Teknologi lithium-ion modern dirancang untuk bertahan hingga 10-15 tahun dengan kapasitas sekitar 70-80% dari kondisi awal. Kerusakan cepat biasanya terjadi akibat kesalahan pengisian daya atau paparan suhu ekstrem berkepanjangan.
Baca Juga: Bingung Pilih Kampas Rem ORI atau KW? Ini Perbandingan Lengkap Kualitas, Harga, dan Keamanannya!
- Mitos 2: “Biaya Penggantian Baterai Lebih Mahal dari Harga Mobil”
Ini adalah kekeliruan yang kerap ditakuti. Memang, biaya penggantian baterai mobil listrik tidak murah rata-rata Rp 30-50 juta untuk kapasitas 40-60 kWh. Namun, harga terus turun seiring perkembangan teknologi dan produksi massal. Selain itu, baterai tidak perlu diganti secara penuh, hanya modul yang rusak yang diperbaiki. Banyak produsen juga menawarkan program daur ulang atau trade-in untuk mengurangi biaya.
- Mitos 3: “Mengisi Baterai Hingga 100% Setiap Hari Memperpanjang Umurnya”
Kebiasaan mengisi daya hingga penuh justru mempercepat degradasi baterai. Baterai lithium-ion bekerja optimal saat diisi antara 20-80%. Mengisi hingga 100% hanya disarankan untuk perjalanan jarak jauh. Sebaliknya, membiarkan baterai kosong (0%) dalam waktu lama juga merusak selnya. Gunakan pengaturan charge limit di mobil atau charger untuk membatasi kapasitas pengisian harian.
- Mitos 4: “Baterai Mobil Listrik Tidak Aman dan Mudah Terbakar”
Isu kebakaran baterai sering diangkat, padahal risikonya lebih rendah dibanding mobil konvensional. Data National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) AS menunjukkan bahwa mobil listrik 60% lebih kecil kemungkinannya terbakar daripada mobil berbahan bakar fosil. Baterai dilengkapi sistem pendingin, pengelolaan termal, dan proteksi sirkuit untuk mencegah overheating. Kebakaran yang terjadi biasanya akibat kecelakaan parah atau modifikasi sembarangan.
- Mitos 5: “Baterai Bekas Mobil Listrik Tidak Bisa Didaur Ulang”