Tren Penjualan Mobil di Indonesia 2025: Mobil Listrik vs Mobil Konvensional, Siapa Unggul?

photo author
- Selasa, 22 Juli 2025 | 20:40 WIB
 Pameran Mobil (Realitasonline/neta.co.id)
Pameran Mobil (Realitasonline/neta.co.id)



Realitasonline.id - Tahun 2025 menjadi babak penting dalam transformasi industri otomotif Indonesia. Pergeseran dari kendaraan bermesin bensin dan solar ke mobil listrik (EV) semakin terasa.

Didukung oleh insentif pemerintah, peningkatan infrastruktur pengisian daya, dan kesadaran konsumen terhadap lingkungan, penjualan mobil listrik mencatat pertumbuhan signifikan jika dibandingkan dengan mobil konvensional.

Berikut adalah ulasan tren penjualan mobil di Indonesia sepanjang 2025, serta faktor-faktor utama yang memengaruhi perubahan preferensi konsumen.

Baca Juga: Mobil Listrik Buatan Indonesia? Cek Dari Prototipe ke Produksi Massal

Data Penjualan Mobil 2025: EV Meningkat, ICE Stabil
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) hingga pertengahan 2025, penjualan mobil secara total mencapai sekitar 560.000 unit, dengan mobil listrik menyumbang lebih dari 70.000 unit—setara hampir 13% dari total pasar otomotif nasional. Angka ini melonjak drastis dibandingkan tahun 2023 yang hanya sekitar 3%.

Sementara itu, mobil berbahan bakar bensin dan solar (ICE) masih mendominasi pasar dengan pangsa sekitar 87%, namun pertumbuhannya mulai melambat. Segmen LCGC dan SUV konvensional tetap populer, namun tekanan dari EV yang semakin terjangkau mulai terasa.

Faktor Pendorong Lonjakan Penjualan Mobil Listrik
1. Insentif Pemerintah
Kebijakan insentif seperti bebas PPnBM, potongan PPN, serta subsidi langsung hingga Rp 7 juta untuk kendaraan listrik roda empat membuat harga EV lebih kompetitif.

Baca Juga: Toyota Yaris Cross 2026 Resmi Diluncurkan: Desain Lebih Gagah, Fitur Semakin Canggih, dan Performa Hybrid yang Siap Menggebrak Segmen SUV Kompak!

2. Peningkatan Infrastruktur Charging
Bertambahnya jumlah stasiun pengisian daya umum (SPKLU) di kota-kota besar dan rest area tol mendukung kenyamanan pengguna EV untuk perjalanan jarak jauh.

3. Model EV yang Semakin Beragam dan Terjangkau
Hadirnya mobil listrik dengan harga di bawah Rp 300 juta seperti Wuling Air EV Lite, Seres E1, dan Neta V-II menarik minat konsumen yang dulu hanya mengandalkan mobil konvensional.

4. Kesadaran Lingkungan dan Efisiensi Biaya Operasional
EV lebih hemat dari sisi konsumsi energi dan biaya perawatan, menjadi pilihan logis bagi konsumen urban yang sadar akan efisiensi dan emisi karbon.

Baca Juga: Voyah Dreamer 2025: MPV Mewah Kelas Sultan, Fiturnya Menggoda Tapi Berat di Harga dan Boros?

5. Kendala dan Tantangan EV di Indonesia
Meski tumbuh pesat, mobil listrik masih menghadapi tantangan seperti jangkauan infrastruktur yang belum merata, harga baterai yang tinggi, dan nilai jual kembali yang belum stabil. Mobil konvensional masih jadi pilihan utama di daerah luar kota dan pelosok.


Tren penjualan mobil di Indonesia 2025 menunjukkan bahwa kendaraan listrik mulai menempati posisi penting dalam pasar otomotif nasional. Meski mobil konvensional masih dominan, arah ke depan semakin jelas: mobil listrik bukan lagi sekadar alternatif, melainkan bagian dari masa depan mobilitas Indonesia. (KN)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X