Realitasonline.id | Baterai Creta EV 2025 menggunakan material graphene hybrid yang memungkinkan perbaikan mikro otomatis.
Sistem ini aktif saat mobil diparkir, mengembalikan kapasitas sel yang rusak akibat panas berlebih.
Efeknya, umur baterai meningkat hingga 30% dibanding EV generasi sebelumnya.
Hyundai mengembangkan teknologi ini bersama universitas riset energi di Korea.
Fitur self-healing bekerja diam-diam tanpa notifikasi, tapi tercatat dalam sistem OBD internal.
Setiap malam, software melakukan balancing arus antar sel untuk menjaga stabilitas tegangan.
Creta EV jadi pilihan ideal bagi pengguna yang khawatir soal biaya perawatan baterai tinggi.
Selain itu, pendingin cair cerdas memastikan suhu baterai tetap optimal di iklim tropis.
Dengan ini, Hyundai tak hanya menciptakan EV efisien, tapi juga yang “menyembuhkan diri” sendiri.
Kombinasi futuristik ini menjadikan Creta EV salah satu inovasi paling revolusioner di 2025.