Realitasonline.id - Toyota Kijang Innova Reborn Diesel sering disebut sebagai “mobil gorengan” karena harganya di pasar bekas yang melonjak jauh dari harga wajarnya, bahkan mendekati setengah miliar rupiah untuk unit tertentu.
Padahal mobil ini bukan barang baru dan secara fitur maupun teknologi sudah tertinggal dibanding mobil-mobil modern di kisaran harga tersebut.
Istilah “gorengan” muncul karena banyak orang yang membeli Innova Diesel bukan semata untuk kebutuhan, tetapi untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi, terutama setelah produksinya dihentikan saat Toyota meluncurkan Innova Zenix yang berteknologi hybrid.
Mesin dieselnya terkenal bandel, torsi besar, irit bahan bakar, dan sangat disukai karena bisa menempuh jarak jauh dengan nyaman serta biaya perawatan yang relatif murah.
Reputasi inilah yang membuat permintaannya tetap tinggi, sementara stoknya terbatas.
Akibatnya harga bekasnya justru naik, bukan turun seperti mobil pada umumnya.
Namun sebagian orang menganggap kondisi ini sudah tidak rasional, sebab dengan dana yang sama seseorang bisa mendapatkan SUV atau MPV modern dengan fitur keselamatan lebih lengkap, interior lebih mewah, dan teknologi lebih efisien.
Karena itu muncul pandangan bahwa Innova Reborn Diesel kini overrated.
Nilai jualnya lebih didorong oleh tren dan persepsi ketahanan mesin daripada realita performa dan kenyamanan yang sebenarnya tidak jauh berbeda dari mobil diesel lain di kelasnya.
Banyak penggemarnya tetap setia karena faktor nostalgia dan kepercayaan pada keandalan Toyota, tetapi bagi pengamat otomotif, harga bekasnya yang bisa mencapai setengah miliar dianggap tidak masuk akal untuk mobil keluarga yang sudah berumur beberapa tahun.
