Realitasonline.id - OTOMOTIF| Perkembangan kendaraan listrik di Indonesia sedang meningkat pesat. Tidak hanya dari sisi jumlah pengguna, tetapi juga infrastruktur pengisian daya yang mulai diperluas ke berbagai wilayah. Salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan pemilik mobil listrik adalah jenis charger yang digunakan, karena setiap jenis memiliki kecepatan isi ulang berbeda serta konsumsi energi yang tidak sama. Perbedaan ini membuat pengguna perlu memahami pilihan yang tepat, terutama untuk kebutuhan harian maupun perjalanan jauh.
Saat ini terdapat beberapa tipe charger yang umum tersedia di Indonesia, mulai dari rumah (home charging), AC public charging, hingga DC fast charging yang menawarkan pengisian jauh lebih cepat. Masing-masing charger memiliki karakteristik tersendiri, baik dari sisi daya keluaran, waktu pengisian, efisiensi serap listrik, hingga kenyamanan penggunaan. Pemahaman mendalam diperlukan agar pengguna dapat menyesuaikan charger dengan kapasitas baterai mobil, kebutuhan penggunaan harian, serta budget listrik bulanan.
Berikut pembahasan lengkap mengenai perbandingan charger mobil listrik di Indonesia berdasarkan kecepatan dan efektivitas pengisian, lengkap dengan kelebihan dan kekurangan tiap kategori.
1. Home Charger – Pengisian Lambat Tapi Efisien untuk Harian
Home charger adalah tipe yang paling banyak digunakan oleh pengguna mobil listrik pribadi. Biasanya terpasang di rumah dengan daya standar 2,2 kW – 7,4 kW.
Kelebihan:
Praktis dan bisa dilakukan kapan saja di rumah.
Biaya pengisian relatif lebih rendah karena memanfaatkan listrik pribadi.
Cocok untuk pemakaian harian jarak dekat.
Baca Juga: Mengoptimalkan Suspensi Mobil: Cara Kerja, Jenis, dan Tips Perawatan Agar Tetap Nyaman
Waktu pengisian rata-rata: 6–12 jam tergantung kapasitas baterai mobil.
Jenis pengguna yang cocok:
Pengendara yang tidak terburu-buru dan rutin mengisi daya setiap malam.
Mobil dengan jarak tempuh harian kurang dari 60–120 km.
2. AC Public Charging – Kecepatan Sedang dan Mudah Ditemui
Charger AC publik menjadi pilihan di area perkotaan seperti SPBU, pusat perbelanjaan, hingga gedung perkantoran. Output umumnya 7,4 kW – 22 kW.