Medan - Realitasonline.id | Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Hassanudin mengatakan, Sumut memiliki potensi pertanian sangat besar, dalam mendukung terwujudnya ketahanan dan kedaulatan pangan.
Sumut memiliki wilayah yang luas, baik darat maupun laut. Wilayah darat sekitar 72 juta hektare, lahan sawah sekitar 348.000 hektare, dan luas lahan kering satu juta hektare.
“Ini adalah potensi yang sangat besar, bila dikelola dengan baik akan mampu mencukupi kebutuhan pangan penduduk Sumut sekitar 15 juta orang,” kata Pj Gubernur Hassanudin saat menjadi Keynote Speaker Seminar Nasional tentang Ketahanan Pangan.
Baca Juga: Dispora Sumut Gelar Penataran Pelatih Olahraga Sambo Bersertifikat Nasional
Dalam seminar Nasional yang dilaksanakan Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) di Ballroom Bank Sumut, Hasanudin menyebutkan, isu pangan menjadi salah satu persoalan global dan juga masih menjadi permasalahan di Sumut, karena berkontribusi penyumbang inflasi dari bergejolaknya harga pangan.
Berbicara ketahanan pangan khususnya di Sumut, menurut Pj Gubsu, ada dua isu utama yakni bergejolaknya harga-harga pangan, terutama beras sebagai sumber pangan utama sebagai penyumbang inflasi terbesar, yakni 0.64 % pada September 2023, kedua belum semua komoditas pangan mampu swasembada.
Dikatakannya, indeks ketahanan pangan Sumut mengalami penurunan dari 78,3 tahun 2021 menjadi 71,22 tahun 2022, tentu ini harus menjadi perhatian bersama. Indeks ini merupakan indek komposit yang terdiri dari aspek ketersediaan, keterjangakauan, keamanan maupun keberlanjutan.
Baca Juga: Dampak Kemarau Panjang, Polres Metro Bekasi Kota Dsitribusikan Air Bersih ke Warga Kaliabang
Dijelaskannya, Pemprov Sumut dalam mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan telah melakukan berbagai kebijakan dan program, antara lain mempertahankan dan meningkatkan swasembada beras, melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi.
Kemudian mendorong hilirisasi hasil-hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah, dengan mempromosikan ekonomi sirkuler, dengan konsep pertanian terpadu atau agro industri.
Mendorong penguatan kelembagaan petani dan kemitraan, melalui pola close loop, dengan memotong mata rantai agar pasokan lebih cepat sampai ke konsumen.
Baca Juga: WASPADA! 5 Remaja Bawa Senjata Tajam Diamankan Polres Metro Bekasi Ngaku Habis Tawuran
Hassanudin juga menjelaskan, upaya yang dilakukan Pemprovsu, tidak terlepas dari masih banyaknya persoalan disektor pertanian tanaman pangan, antara lain ketersediaan bibit unggul bersertifikat belum mencukupi.