Sementara Ketua DPD Partai Golkar Labusel Muhammad Romadhon Nasution sebagai tuan rumah mengatakan, kegiatan ini merupakan instruksi dari DPD Partai Golkar Sumut.
Syahrul Pasaribu menjelaskan, partai ini lahir tanggal 20 Oktober 1964 dengan nama Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar).
Pada 7 Juli 1971 berubah menjadi Golkar dan pada Munaslub ke-VI tanggal 7 Maret 1998 dideklarasikan menjadi Partai Golkar.
Dalam sejarah panjang perhelatan Pemilu di Indonesia, di zaman Orde Baru, Golkar berulangkali menjadi pemenang dan di era reformasi menjadi pemenang pada Pemilu 2004.
Baca Juga: MUI Sumatera Utara Menang Atas Gugatan Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia
Karena itu setelah dua dasawarsa atau dua puluh tahun yaitu pada Pemilu 2024 ini, Golkar harus kembali mencatatkan sejarah sebagai pemenang.
Target sebagai pemenang Pemilu 2024 sangat mungkin diraih, karena di era multi partai ini Golkar memiliki banyak peluang dan prospeknya bagus.
Antara lain infrastruktur kepengurusan yang lengkap mulai dari pusat sampai tingkat Desa/Kelurahan, termasuk Pokkar.
"Kita punya kepengurusan yang solid, punya pemilih tradisional, punya kualitas kader yang mumpuni," kata dia.
"Saya yakin jika potensi ini diberdayakan maksimal, Golkar akan menjadi pemenang di hampir semua tingkatan Pemilu Legislatif termasuk memenangkan Pilpres," terang Syahrul.
Baca Juga: Sepak Bola Sumut Berduka, Ketua Asprov PSSI Sumut Kodrat Shah Meninggal Dunia
Politisi senior Golkar yang pernah dua kali terpilih menjadi anggota DPRD Medan, tiga kali DPRD Sumut dan dua kali Bupati Tapanuli Selatan ini menegaskan, untuk sukses memenangi Pemilu 2024, setiap Caleg harus memperluas daerah penggalangan.
Caleg juga diharapkan membangun kolaborasi dan sinergi antara Caleg Kabupaten/Kota dengan Caleg Propinsi dan Pusat.
"Dengan prinsip simbiosa mutualistis yang lahir dari keikhlasan sesama Caleg agar sesama Caleg tidak sampai terjadi 'jeruk makan jeruk' serta tetap menjaga kekompakan," tegasnya.
"Kuasai dan pahami segala regulasi yang berkaitan dengan agenda politik tahun 2024. Nuansa perpolitikan akan berbeda dengan Pemilu 2019, utamanya pemilihan Presiden yang tidak ada lagi incumbent yang tampil," terangnya.