Konservasi Satwa, PT Agincourt Resources Lepas Tukik di Pantai Muara Upu Tapsel

photo author
- Sabtu, 13 Januari 2024 | 15:47 WIB
Konservasi Satwa, PT Agincourt Resources Lepas Tukik di Pantai Muara Upu Tapsel
Konservasi Satwa, PT Agincourt Resources Lepas Tukik di Pantai Muara Upu Tapsel

Realitasonline.id - Tapsel | Pengelola Tambang Emas Martabe di Batangtoru, PT Agincourt Resources (PTAR) mendukung upaya pelestarian alam. PTAR juga aktif berkontribusi dalam mempertahankan keanakeragaman biota laut yang dilindungi.

       
Upaya ini diwujudkan melalui kegiatan pelepasan anak penyu (tukik) sebanyak 1000 ekor yang dilaksanakan di pantai Muara Upu Kecamatan Muara Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel),  Minggu (7/1/2024).
       
Kegiatan yang termasuk dalam program Tanggung Jawab Sosial (CSR) PTAR di bidang konservasi lingkungan, bekerjasama dengan NGO, suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang lingkungan yang bernama Lembaga Ovata Indonesia (LOI), yang berbasis di Sipirok Kabupaten Tapsel.

Baca Juga: Mengungkap 6 Fakta Menarik ENFJ : Pemilik Bakat Alami Sebagai Pemimpin!
       
Kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Deputy General Manager Operations PTAR, Wira Dharma Putra, Superintendent Environmental Site Support PTAR, Syaiful Anwar, Aktivis Lembaga Ovata Indonesia, Erwinsyah Siregar, Aktivis lingkungan dari LOI, komunitas pencinta penyu, Camat Muara Batangtoru dan masyarakat Desa Muara Upu Kecamatan Muara Batangtoru, Kabupaten Tapsel.
       
Deputy General Manager Operations PTAR, Wira Dharma Putra, mengatakan, kegiatan ini merupakan perdana yang dilakukan PTAR terhadap pengelolaan pelestarian lingkungan laut dengan melakukan pelepasan tukik atau anak penyu dalam menjaga ekosistem hewan. atau biota laut yang dilindungi.

Baca Juga: Kapolres Padangsidimpuan Warning Kades Jangan Gunakan Dana Desa untuk Kepentingan Politik
        
"Kami dari PTAR berkomitmen melalui lembaga Ovata mensupport program pelestarian ini, yang artinya program ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan dan diharapkan semakin menambah jumlah spesies penyu di alam liar khususnya di Pantai Barat Muara Upu Kabupaten Tapsel, sehingga keseimbangan ekosistem laut tetap terjaga," kata Wira.
       
Menurutnya, keberadaan penyu, perkembangbiakannya terjadi pada musim-musim tertentu, bahkan bisa dibilang setahun sekali, sehingga perlu adanya penangkaran khusus yang lebih baik dan seperti apa meningkatkan program pelestarian ini.

Baca Juga: Bersosialisasi dengan Warga, Kapolres Padangsidimpuan Ingatkan Orang Tua Jaga Anaknya karena Banyak Kasus Pencabulan
        
"Ini tentu perlu masukan dan support bagi kami dan pihak yang ahli dalam menangani perkembangbiakan penyu khususnya dari lembaga Ovata, dalam rangka pelestarian lingkungan," katanya.

"Maka, melalui pelepasan tukik ini, PTAR berharap dapat lebih berkontribusi dalam pelestarian penyu laut dan menjaga keberlanjutan sumber daya alam melalui keseimbangan ekosistem laut," katanya.
       
Wira menambahkan, kalau dilihat dari sudut pandang kami (PTAR), pelepasan anak penyu (tukik) ini guna memastikan lingkungan tetap terjaga dengan baik.

Sebagaimana kita ketahui, penyu ini terancamnya selain oleh predator laut dan burung elang, juga akibat ulah manusia.

Baca Juga: ENFP Pasangan Ideal? Ini 5 Alasan Memilih ENFP Sebagai Pasangan: Si Paling Pengertian!
        
"Ke depan, PTAR akan terus berkomitmen untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga konservasi, mahasiswa dan organisasi non-pemerintah untuk meningkatkan upaya konservasi satwa dan memperluas dampak positifnya, khususnya bagi keberlanjutan ekosistem lingkungan khususnya di Pantai Barat Muara Upu Tapsel," sebutnya.
       
Terkait dengan program pelestarian lingkungan melalui pelepasan tukik ini, Wira Dharma Putra berharap agar warga sekitar pantai untuk turut menjadi kelestariannya agar pantai tetap bersih sehingga ikan-ikan yang ada juga bisa berkembang biak dalam menopang perekonomian masyarakat nelayan.
       
Dengan adanya keseimbangan alam yang terjaga, berarti kualitas laut juga akan semakin baik dan apabila pantai atau laut yang jorok, tentu akan mempengaruhi kualitas pantai, karena, penyu itu tidak bisa hidup apabila tidak adanya biota air seperti terumbu karang, dimana disitu hidup hewan atau tumbuhan sebagai sumber kehidupan penyu.

Baca Juga: ENFP Pasangan Ideal? Ini 5 Alasan Memilih ENFP Sebagai Pasangan: Si Paling Pengertian!
        
"Bila ekosistem bagus, maka biota laut akan hidup bagus dan berkembangbiak berdampingan. Artinya, ketika masyarakat yang bermatapencaharian sebagai nelayan, tentu, sumber daya ikan yang ada akan semakin bagus," ungkapnya.
        
Sementara Environmental Site Support PTAR, Syaiful Anwar, menambahkan, PTAR berharap melalui program ini dapat mendorong masyarakat bagaimana melestarikan lingkungan sekitar pantai, sehingga tukik yang kita lepas bisa menjadi penyu dan kembali ke pantai ini untuk berkembang biak.
        
"Tentunya kami berharap berharap kolaborasi semua pihak dan Ovatar sendiri telah melakukan pengembangan ekosistem penyu sejak 10 tahun lalu dan PTAR ke depan bisa menjadi partner untuk melanjutkan program-program pelestarian lingkungan pantai dan kita sangat support hal-hal positif seperti ini," ungkap Syaiful.
        
Syaiful menjelaskan, pada prinsipnya, penyu itu bagian dari bio indikator pelestarian ekosistem laut, karena peluang untuk berkembang biak itu sangat kecil akibat terjadinya seleksi alam serta tantangan dari berbagai predator.
        
"Makanya semakin banyak yang kira lepas, semakin besar peluang untuk berkembang biak dan hari ini kita melepas 1000 ekor tukik, mudah-mudahan ini bisa dalam menjaga keseimbangan alam khususnya di laut," ucapnya.
       
Aktivis Lembaga Ovata Indonesia, Erwinsyah Siregar mengatakan, pantai Muara Upu ini sangat spesial, karena sepertinya ada sesuatu yang disukai penyu ini untuk berkembang biak di pantai ini.

Baca Juga: Bersosialisasi dengan Warga, Kapolres Padangsidimpuan Ingatkan Orang Tua Jaga Anaknya karena Banyak Kasus Pencabulan
        
Ada 6 jenis penyu yang ada di Indonesia 5 jenis penyu mendarat di pantai ini, yang merupakan pantai peneluran penyu Samudera Hindia yakni, Penyu belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu hijau (Chelonia mydas), Penyu lekang (Lepidochelys olivacea), dan Penyu tempayan (Caretta caretta).

Baca Juga: Kelemahan Dibalik Kekuatan : Ini 5 Alasan INFJ Selalu Ingin Terlihat kuat
        
"Ovata senantiasa mengajak masyarakat untuk melakukan upaya konservasi satwa yang terancam punah dengan berperan aktif menjaga habitat penyu yang dilindungi ini," tuturnya.

"Oleh karena itu, kegiatan konservasi penyu sangat diperlukan untuk mencegah punahnya penyu akibat manusia ataupun predator alaminya dan konservasi penyu ini dilakukan dengan memberikan perlindungan mulai dari sarang, telur, hingga penyu dewasa, " ungkap Erwinsyah.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa INFJ Susah Punya Pacar, Konon Terlalu idealis!
        
Warga masyarakat Muara Upu Naim Hasibuan senantiasa mendukung upaya pelestarian alam yang dilakukan PTAR bersama Ovata dan aktif berkontribusi dalam mempertahankan habitat penyu yang berstatus dilindungi ini.
        
"Pelepasan tukik ini diharapkan dapat menjadi kontribusi positif bagi pelestarian lingkungan demi keseimbangan alam di pantai Muara Upu ini dan kami masyarakat Muara Upu berharap program ini berkelanjutan, sehingga nantinya daerah kami ini dapat menjadi tujuan ekowisata dan dapat turut meningkatkan pendapatan daerah dan skala ekonomi masyarakat pesisir," harap Naim. (RI)

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iin Prasetyo

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB

Terpopuler

X