Realitas0nline.id - Langkat | Dirut PT SGN (Sinergi Gula Nusantara) Aris Toharisman diminta untuk segera menurunkan tim, guna mengaudit dana perawatan mesin giling tebu di Pabrik Gula Kuala Madu (PGKM) yang sudah menghabiskan biaya hingga mencapai miliaran rupiah.
Namun, dengan nilai semahal itu nyatanya sampai sekarang mesin penggilingan tebu masih saja berkali-kali rusak hingga membuat pabrik tidak dapat beroperasi.
Fakta tentang pabrik tidak dapat beroperasi akibat mesin giling rusak mencuat, setelah muncul pengakuan dari beberapa sopir truck muatan tebu, sudah berhari-hari mengantri tidak dapat membongkar muatan di dalam pabrik tersebut.
Baca Juga: Jenis-jenis Selingkuh yang Menghantui Bahtera Rumah Tangga Anda, It’s my dream, Mas. Not hers!
Para supir tersbut terpaksa menunggu sampai mesin penggilingan tebu selesai diperbaiki. " Sudah dua hari ini mulai sejak Rabu semalam, pabrik tidak dapat beroperasi akibat mesin giling rusak. baru Jumat siang mesin giling tebu ini bisa selesai diperbaiki," ungkap mereka.
PGKM ditaksir mencapai kerugian hingga ratusan juta rupiah akibat dua hari tidak dapat beroperasi. Sebab untuk per jamnya saja kalau tidak beroperasi maka pabrik bisa menelan kerugian hingga puluhan juta rupiah.
Padahal, jauh-jauh hari sudah banyak yang memprediksi mesin giling tebu bakal terus-terusan rusak kalau tidak segera ditindak lanjuti. Soalnya, tanda-tanda kerusakan sudah pernah terjadi, saat acara prosesi giling perdana yang dihadiri tamu undangan Dirut Operasional PTPN II, Marisi Butar-butar di PGKM Langkat, beberapa tahun lalu semasa beliau menjabat selaku Dirut.
Bahkan, ketika semasa Dirut Operasional PTPN II, Marisi Butar-butar menjabat sempat naik pitam dan marah-marah menyaksikan kondisi mesin giling yang rusak parah tapi dipaksa untuk digunakan.
Baca Juga: Catat Ibu-ibu! Beberapa Alasan yang Paling Mendasar Kenapa Orang Suka Selingkuh Menurut Psikologi
Kini, prediksi itu terbukti benar, mesin giling tebu tersebut kembali rusak karena dipaksakan beroperasi dalam kondisi kurang baik. Tapi nyatanya sampai sekarang belum ada tindak lanjut dari perusahaan PGKM agar bagaimana kerusakan mesin giling tebu tidak terulang kembali.
Hal ini mengundang perhatian serius dari berbagai kalangan yang mempertanyakan tentang penggunaan anggaran untuk memperbaiki mesin produksi PGKM tersebut. Sebab, pihak PGKM terkesan sengaja menutup-nutupi terkait penggunaan anggaran perawatan mesin penggilingan tebu tersebut.
Saat dikonfirmasi terkait masalah kerusakan mesin giling tebu rusak, Plh General Manager PGKM Aritonang yang juga menjabat sebagai General Manager pabrik Seisemayang melalui pesan WatshAp Jum'at (23/2/2024), ditanya soal apa kenda namun beliau tak menjawab alias bungkam. (MA)