Baca Juga: Kemarau Landa Abdya, Debit Air Sungai di 9 Kecamatan Menyusut
Selain mengobati, mengedukasi dan melakukan penyuluhan, keseriusan penanganan ODHA kata dr Eva, para nakes aktif terhadap pasien yang tidak mengambil obat. Karena obat yang diberikan harus dikonsumsi secara rutin untuk mematikan virus yang ada di tubuh pasien. Tentu saja hak tersebut tidak mudah sehingga harus bekerjasama dengan relawan peduli ODHA.
Hanya saja untuk memberi pelayanan optimal kepada masyarakat, Puskesmas Tomuan mengalami beberapa kendala. Minimnya SDM dan sarana di Puskesmas Tomuan. Meski memiliki gedung yang luas, sarana/prasarana seperti komputer ataupun laptop kurang memadai. Juga jumlah 28 nakes yang harus melayani lebih kurang 17 ribu jiwa sudah sangat minim.
"Kadang kala kami harus gantian menggunakan laptop untuk menginput data dan SDM yang merangkap sebagai TU, bidan, petugas lab, farmasi, dokter termasuk Kapus," jelas dr Eva.
Oleh karena itu ia berharap segera ada penambahan fasilitas sarana/prasarana yang memadai untuk mendukung kinerja UPTD Puskesmas Tomuan. Hal tersebut juga telah diusulkan melalui Musrenbang Kecamatan dan berharap segera ditindaklanjuti.
dr Eva yang sudah menjabat sebagai Kapus Tomuan sejak tahun 2024 mengakui jika kesadaran masyarakat di daerah kurang baik. Pentingnya memeriksakan diri secara rutin masih kurang dipahami, khususnya penderita hipertensi (HT) dan DM (Diabetes mellitus). Pemeriksaan secara rutin harus dilakukan karena banyak penderita tanpa gejala.
Selain itu, dalam rangka mendukung program pemerintah pusat dan daerah guna penurunan angka Stunting, Puskesmas Tomuan aktif melakukan sosialisasi, home visit, Pukeskel, Posbindu dan Posyandu rutin di setiap kelurahan. Untuk melakukan pendataan warga kurang mampu, Balita dan ibu hamil, Lansia dan Posyandu remaja juga kunjungan sekolah.
Program tersebut dilaksanakan dengan memberikan makanan tambahan berupa susu, vitamin dan tablet penambah darah serta PMT lokal. Tercatat ada 60 orang Balita yang mengalami kurang gizi dan 22 kasus Stunting. Pola pengasuhan ibu menjadi faktor penting yang harus diperhatikan agar anak tumbuh sehat dan cukup gizi.
"Kendala yang sering kami hadapi dalam giat posyandu, sering tidak ada orang (sepi), meski sudah diedukasi. Inilah yang kami katakan, kesadaran masyarakat masih kurang," jelas dr Eva.
Meski demikian, Puskesmas Tomuan tetap optimis dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat untuk mendukung visi Pematangsiantar Sehat Sejahtera Berkualitas. Predikat UHC terus menjadi andalan dan pastikan semua masyarakat tercover sebagai peserta BPJS.