Kemarau Landa Abdya, Debit Air Sungai di 9 Kecamatan Menyusut

photo author
- Senin, 22 Juli 2024 | 17:54 WIB
Aliran sungai Krueng Beukah Kecamatan Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya terlihat mengecil akibat dilanda musim panas, Senin (22/7/2024). (Realitasonline.id/Dok)
Aliran sungai Krueng Beukah Kecamatan Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya terlihat mengecil akibat dilanda musim panas, Senin (22/7/2024). (Realitasonline.id/Dok)

Realitasonline.id| ABDYA - Debit air di sejumlah sungai dan juga sumur rumah warga dalam wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) terjadi penyusutan.

Fenomena alam itu terjadi lantaran disebabkan kemarau dan musim panas yang melanda wilayah setempat dan sekitar sejak beberapa pekan terakhir.

Amatan wartawan di lapangan, Senin (22/7/2024) umumnya sungai yang ada di sembilan kecamatan dalam kabupaten setempat mengalami penyusutan debit air.

Baca Juga: Pastikan Monitoring Pemutakhiran Data Kabupaten/Kota Berlangsung Sesuai Regulasi, KPU Sumut

Seperti sungai (krueng) Babahrot, Krueng Alue Pisang, Pucok Krueng Alue Sungai Pinang, Krueng Beukah, Krueng Suak, Krueng Tangan-Tangan, Krueng Manggeng dan Krueng Baru yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Aceh Selatan.

Akibat dari berkurangnya debit air di sungai induk, maka suplai air ke puluhan anak sungai juga tidak tercukupi bahkan ada yang kekeringan.

Azmi warga Kecamatan Tangan-Tangan mengaku kewalahan dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Dimana selama musim panas melanda akhir-akhir ini, kebanyakan debit air di sumur warga banyak yang menyusut.

Selain itu, kebutuhan air untuk suplai air ke areal persawahan juga susah untuk didapat, lantaran saluran air yang biasa mensuplai air ke areal persawahan dan lokasi lainnya mulai kekeringan.

Baca Juga: Peringatan Hakopnas ke 77, Bobby Nasution Raih Penghargaan Tokoh Penggiat Koperasi Sumut

“Debit air sangat jauh berkurang, sehingga menyulitkan kami untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam beberapa hari terakhir juga ramai warga yang mandi dan menyuci pakaian di sungai,” ujarnya.

Masrizal warga lainnya merasa khawatir jika kondisi cuaca panas dengan suhu mencapai 31-35 derajat celcius terus berlanjut, tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan serta dapat menimbulkan masalah lain seperti kebakaran hutan serta lahan gambut.

Cuaca panas menyusul sengatan terik matahari pada siang hari mulai menimbulkan penyakit pada anak-anak, terutama flu, pilek dan batuk-batuk.

Sehingga memaksa orangtua melarang anak-anaknya bermain di tempat terbuka pada siang hari.

Baca Juga: Puluhan Waitress Diamankan Dari Cafe Remang-Remang, Kasatreskrim Taput Sebut Sudah Dikirim ke Parawansa

“Saat ini banyak warga yang datang ke sejumlah daerah aliran sungai untuk keperluan mandi, menyuci pakaian dan lainnya selama musim panas melanda Abdya, hal itu dikarenakan banyak sumur mulai menyusut airnya. Begitu juga tanaman perkebunan milik warga yang masih berusia muda, yang seharusnya mendapatkan suplai air cukup,” paparnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Antrean Kendaraan di SPBU di Abdya Berangsur Normal

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:08 WIB

Terpopuler

X