Realitasonline.id - Langkat | Ribuan masyarakat petani dan pengusaha sawit dari seluruh Langkat Hulu antusias datang berkumpul di Jambur Serbaguna, Kecamatan Selesai, Minggu (13/10), untuk bersilaturahmi dengan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Langkat, H. Iskandar Sugito dan Adli Tama Hidayat Sembiring.
Pertemuan iyang dihadiri tim pemenangan serta tokoh-tokoh penting seperti Renaldi, Ketua PPP Langkat, dan H. Ramame dari PKB, menjadi ajang penyerapan aspirasi masyarakat, khususnya yang bergerak di sektor perkebunan sawit, serta menjadi momentum penting dalam perjalanan kampanye pasangan nomor urut 2i.
Masyarakat menyampaikan berbagai aspirasi dan harapan terkait pembangunan infrastruktur, pendidikan, hingga masalah pertanian yang selama ini kurang mendapatkan perhatian.
Baca Juga: PT Lonsum Rutin Salurkan Pupuk ke Petani Sawit Bangun Purba
Dalam sambutannya, Iskandar Sugito menyatakan komitmennya untuk memperbaiki layanan kesehatan dengan menggratiskan biaya berobat hanya menggunakan KTP Langkat, serta berencana mendirikan universitas negeri di Kabupaten Langkat.
"Kemenangan kami adalah kemenangan rakyat. Ini bukan hanya tentang kami, tapi tentang perubahan nyata dan berkah untuk Langkat," ujarnya.
Iskandar juga menegaskan pentingnya dukungan masyarakat dalam pemilihan pada 27 November 2024. “Mohon doa dan dukungan, coblos nomor 2 untuk perubahan Langkat yang lebih baik,” ucapnya.
Pertemuan ini dibuka dengan sesi dialog interaktif diisi dengan penyampaian aspirasi para warga. Seperti Miswan (50), petani dari Desa Bekulap, meminta adanya program peremajaan sawit dan ketersediaan pupuk subsidi yang selama ini sulit diakses.
Anton Helmi (41) dari Kecamatan Selesai mengusulkan agar lebih banyak pemuda lokal dipekerjakan di pabrik sawit, mengingat Langkat memiliki banyak industri sawit yang belum memberdayakan putra daerah.
Tukimen (56) dari Selayang Baru, menyampaikan keluhan terkait tanggul yang rusak sepanjang 170 meter yang menyebabkan empat dusun di daerahnya kerap terkena banjir. "Sudah puluhan tahun, tidak pernah ada perbaikan dari pemerintah," ungkapnya.
Baca Juga: Petani Sawit Di Sumatera Utara Meradang Ninja Berkeliaran Polisi Panen Aduan
Warga lainnya, Joson Purba (41) dari Desa Perhiasan, berharap proyek pembangunan desa melibatkan masyarakat setempat, dan bukan tenaga kerja dari luar yang dinilai bekerja asal-asalan. Ia juga meminta dukungan alat kerja untuk pengelolaan sawit yang semakin mahal harganya.