Baca Juga: Sebelum Lengser, Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Lau Simeme Berbiaya Rp 1,76 T
"Itu informasinya yang beredar saya tidak tahu karena saya selama ini lama di Jakarta dan Medan dalam menjalankan tugas negara dan tugas partai, " ungkap Gus Irawan.
Ia menyatakan bahwa keputusannya untuk meninggalkan jabatan di Jakarta dan kembali ke kampung halaman untuk membangun Tapsel adalah sebuah keputusan yang tidak main-main. Ia yakin dengan jaringan yang dimilikinya di pusat, ia akan mampu membawa kemajuan bagi Tapsel.
"Saya tinggalkan lah itu kembali ke kampung halaman untuk mem BAGUSI Tapsel sehingga ini tidak main-main. Kalo hanya untuk cari jabatan di Jakarta saya bisa jadi Ketua Komisi DI DPR RI lagi. Bahkan berhubung Ketua Umum saya Prabowo Subianto yang mana pada tanggal 20 Oktober akan resmi dilantik jadi Presiden, saya juga berpeluang untuk ikut di Kabinet Mentri atau Wakil Mentri, " ungkap Gus Irawan.
Gus Irawan juga memuji kepemimpinan abang kandungnya Syahrul M Pasaribu dua periode atau 10 tahun di Tapsel dalam memperjuangkan usulan pembangunan di pusat seperti anggaran Jalan Nasional Lintas Barat Kecamatan Angkola Sangkunur.
" Soalnya, kondisi Tapsel yang menurutnya mengalami stagnasi dan kemunduran dan Ahamdulillah, mantan Bupati Syahrul Pasaribu mengakui bahwa Jalan Nasional Lintas Barat Kecamatan Angkola Sangkunur ada andil nya dalam memperjuangkannya selaku anggota DPR RI kala itu, " ujar Gus Irawan dengan nada bercanda.
Baca Juga: Sejalan dengan Asta Cita Prabowo-Gibran, inilah 6 Program Strategis PGN
Menurutnya, kekuatan yang dimiliki Bupati Syahrul kala itu, mampu memanfaatkan jaringan untuk membangun Tapsel. Padahal jalan nasionalnya kalau tidak salah mulai dari Batangtoru ke Singkuang dan dari data anggaran pengerjaannya mencapai Rp.199 milyar.
" Mohon maaf kalau yang sekarang ini, dia ngeles mengatakan Jalan Batu Jomba itu urusan pusat, " ungkap Gus Irawan menirukan ungkapan rivalnya bupati aktif yang sekarang ini sedang cuti dan menjadi sainganya di Pilkada Serentak ini.
Gus Irawan menekankan bahwa baik Jalan Nasional maupun Jalan Provinsi itu hanya status dan yang menikmati dan merasakannya masyarakat Tapsel, sehingga perlu kerjasama dalam pemanfaatan maupun perbaikannya.
Gus Irawan juga menyoroti kondisi jalan Kabupaten di Tapsel yang menurutnya tidak terurus dengan baik. Masalahnya, jalan-jalan Kabupaten yang dibuka masa kepemimpinan Bupati Syahrul tidak diteruskan.
" Salah satunya jalan yang pernah dibuka dari Pasir Bidang ke Tangga Batu namun prihatinnya sekarang ini kondisinya susah untuk dilewati dan tidak nyaman, " ungkapnya.
Gus Irawan juga menyoroti hasil riset dan analisa yang dilakukan pada bulan April lalu terkait persepsi publik terhadap situasi pembangunan Tapsel. Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa 67% masyarakat Tapsel sangat tidak puas dengan kondisi pembangunan di daerah tersebut.
" Bayangkan dari hasil riset itu sangat tidak puas 67 persen dan tidak puas 17 jadi total sangat tidak puas dan tidak puas menjadi 84 persen. Wajar lah situasi Tapsel begini. Bagaimana untuk menggiring proyek pembangunan dari pusat ke daerah sedangkan yang ada saja di sini mereka tidak mampu, " ungkap Gus Irawan.