Satika Simamora lebih lanjut menerangkan kalau orang Batak tidak perlu lagi dipromosikan ulos karena dari mulai lahir, menikah dan meninggal dunia sudah memakai ulos. Ia justru mempertanyakan kecintaan JTP Hutabarat akan ulos sebagai calon pemimpin di Kabupaten Taput.
"Jangan sekarang Anda seakan peduli terhadap ulos. Terbukti sekarang di Jakarta semua orang Batak senang menggunakan ulos setiap pesta adat dan acara lainnya. Kalau dulu mereka memakai songket dan batik dari Palembang tapi sekarang ulos sudah sejajar dengan batik dan kain songket," ujar dia yang disambut riuh tepuk tangan massa pendukungnya.
Tenun ulos asal Taput, sebut Satika juga sudah sering menjadi juara satu tingkat nasional. Karena itu, ia meminta agar JTP mempelajari lebih banyak lagi tentang ulos dan manfaatnya.
"Karena itu, bapak jangan hanya mendengar dari satu pihak penenun karena itu pendukungnya bapak, lantas bapak mendengar katanya, katanya, katanya. Tidak mungkin dari 11 ribu penenun itu mengeluh semua," pungkas Satika Simamora.
Debat kandidat perdana ini turut dirangkai dengan pemaparan visi misi dan program kerja dari paslon nomor urut 1, Satika Simamora dan Sarlandy Hutabarat, serta Paslon nomor urut 2, JTP Hutabarat dan Deni Parlindungan Lumbantoruan. Kedua kandidat terlihat bergantian memaparkan konsep strategi dan gagasan untuk membangun Kabupaten Tapanuli Utara lima tahun mendatang.
Turut hadir Ketua KPU Kabupaten Taput, Suwardy Pasaribu didampingi para komisioner yakni Symtoy S Manullang, Chandra Panggabean, dan Evy Regina Marpaung. Hadir pula unsur Forkopimda Taput seperti Kapolres AKBP Ernis Sitinjak, para pimpinan organisasi perangkat daerah, Sekretaris KPU Taput, Erifan Manullang, serta jajaran Bawaslu Taput. (AL)