Realitasonline.id - Tapanuli Selatan | Paslon Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Selatan nomor 1 berbaur bersama puluhan orang penjaring ikan, berburu ikan di Sungai Batang Angkola, Rabu 20/11/2024.
Paslon nomor 1 Gus Irawan Pasaribu dan Jafar Syahbuddin Ritonga melakukan lemparan pertama jaring ikan, pertanda Lubuk Larangan di Sungai Batang Angkola Kelurahan Sigalangan Kecamatan Batang Angkola Tapsel itu terbuka gratis untuk umum.
Terlihat hadir di kegiatan itu anggota DPRD Tapsel Abdul Basith Dalimunthe dan Irmansyah Siregar dari Gerindra, serta Haris Yani Tambunan dari Partai Hanura, dan para Tim BAGUS1 Tapsel dan juga Bobby Lovers, Cagub Sumut
Baca Juga: PAN Tapsel Ajak Warga Pilih Paslon Nomor 1 BAGUS1, demi Kemajuan Daerah
Mewakili tokoh masyarakat Kelurahan Sigalangan, Ahmad Kaslan Dalimunthe menyebut Lubuk Larangan ini berada di Sungai Batang Angkola dengan panjang sekitar 1.500 meter atau 1,5 Kilometer.
Ribuan bibit ikan yang ditabur di Lubuk Larangan ini sudah berusia sekitar setengah tahun, terdiri dari bibit ikan jurung, nila, patin, tawes dan bibit ikan mas.
"Berkat dorongan dan bantuan pak Gus bersama pak Syahbuddin, Lubuk Larangan masyarakat Sigalangan ini kita buka gratis untuk umum, " sebut Kaslan Dalimunthe.
Kepada Cabup dan Cawabup Tapsel Nomor 1, Kaslan yang pensiunan pegawai Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR menjelaskan mayoritas masyarakat Kecamatan Angkola Muaratais dan Batang Angkola adalah petani sawah.
Adapun pengairan ribuan hektar lahan sawah di dua Kecamatan ini bersumber dari sungai Batang Angkola, yang disalurkan melalui Jaringan Primer Irigasi Payasordang.
"Bendungan Payasordang berada di bawah kewenangan pemerintah pusat. Jaringan primer irigasinya oleh pemerintah Provinsi dan Jaringan tersiernya oleh Pemkab Tapsel, " jelas Kaslan.
Disebutkannya, sekitar tahun 2022, jaringan irigasi ini jebol dan butuh anggaran Rp 198 juta untuk membetulinya.
Namun karena menunggu-nunggu dana dari pemerintah atasan, petani dua Kecamatan itu tertunda dua kali turun tanam.
Akibat ketiadaan air dan tidak turun tanam dua musim, masyarakat Kecamatan Angkola Muaratais dan Batang Angkola yang merupakan lumbung padi Tapsel itu mengalami kerugian sekitar Rp20 miliar.
"Pak Gus dan Pak Syahbuddin, jika bapak berdua memimpin Tapsel jangan biarkan rakyat merugi Rp20 miliar hanya karena menunggu Rp198 juta dari pemerintah atasan. Saya yakin bapak berdua pro rakyat, " sebut Kaslan Dalimunthe.