Realitas online id - Tapanuli Selatan | Muhammad Padli Siregar, siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tapanuli Selatan (Tapsel), berhasil menorehkan prestasi gemilang.
Dia diterima di UIN Jakarta, program studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.
Padli yang lahir pada 17 Juli 2007 adalah anak keempat dari pasangan Hotma Lokot Siregar dan Rodia Siregar, petani sederhana yang tinggal di Desa Roncitan Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara.
Baca Juga: Kisah Unik Ihsan dan Irsan Siswa MAN 2 Padangsidimpuan, Si Kembar yang Lulus SNBP di UI dan UM
Sejak kecil, Padli yang lulus SNBP ini bercita-cita bekerja di stasiun televisi alias ingin jadi wartawan. Meski tumbuh di lingkungan dengan akses terbatas, ia tak pernah menyerah untuk mengejar mimpinya.
“Saya sering menonton berita dan program televisi, lalu membayangkan diri saya suatu hari nanti bisa menjadi bagian dari itu,” ujarnya dengan mata berbinar.
Namun, jalan menuju kampus impian tidak mudah. Sebagai anak dari keluarga petani, Padli harus berjuang ekstra keras.
Ia mengaku tidak memiliki prestasi mentereng di bidang jurnalistik karena minimnya kompetisi dan fasilitas pendukung di daerahnya.
Baca Juga: Saat Kapolda Sumut Tinjau Pos PAM Idul Fitri di Sei Karang, Ini Pesannya ke Pemudik
“Di sini, kami tidak punya banyak kesempatan mengikuti lomba jurnalistik atau pelatihan. Tapi saya mencoba belajar sendiri lewat internet,” ceritanya.
Ketika pengumuman SNBP 2025 dirilis, Padli hampir tidak percaya melihat namanya tercantum sebagai salah satu mahasiswa yang diterima.
“Saya sempat berpikir, ‘Apa mungkin ini salah?’ Soalnya, saya tidak punya banyak bukti fisik seperti piagam juara. Ternyata, portofolio tulisan dan esai saya dinilai,” ujarnya, tersenyum lega.
Kabar bahagia ini pun disambut suka cita oleh keluarganya. Hotma Lokot Siregar, ayah Padli, mengaku bangga meski awalnya tak menyangka anaknya bisa masuk PTN ternama.
“Kami hanya petani biasa. Tapi kami selalu bilang ke anak-anak: pendidikan itu penting. Alhamdulillah, Padli membuktikannya,” ucapnya dengan suara bergetar.