Wisnu Nugroho : Jurnalis Harus Berdiri Diatas Prinsip dan Bangun Peradaban

photo author
- Jumat, 30 Mei 2025 | 17:41 WIB
VP Sustainbility Kompas Gramedia Group & Wakil Pimred Kompas.com, Wisnu Nugroho, saat  sebagai pemateri pada workshop Media Capacity Building yang diselenggarakan PTAR  (Realitasonline.id.id/ Riswandy)
VP Sustainbility Kompas Gramedia Group & Wakil Pimred Kompas.com, Wisnu Nugroho, saat sebagai pemateri pada workshop Media Capacity Building yang diselenggarakan PTAR (Realitasonline.id.id/ Riswandy)

Realitasonline.id - Samosir | Media sebagai mitra kritis tetap menjaga jarak profesional, tapi tidak menutup pintu untuk edukasi dan kolaborasi demi informasi publik yang lebih baik.

" Saya percaya, relasi media dan industri tidak harus antagonistik. Yang dibutuhkan keterbukaan, dialog, dan saling memahami peran masing-masing, " tegas VP Sustainbility Kompas Gramedia Group Wisnu Nugroho, saat memberikan materi pada workshop Media Capacity Building yang diselenggarakan PT Agincourt Resources (PTAR) di Marianna Resort, Samosir, Selasa (27/5/2025).

Dia menyebutkan, masalah pertambangan dan lingkungan hidup merupakan isu yang kompleks, karena ada dimensi teknis, sosial, ekonomi, bahkan politik didalamnya. Disatu sisi, industri tambang menjadi penopang ekonomi dan di sisi lain, pertambangan membawa potensi risiko terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar.

Baca Juga: Wali Kota Siantar Dukung Tingkatkan Kompetensi Jurnalis Online, SMSI Gelar Workshop Media Siber

Menurutnya, jurnalis sering kali dihadapkan pada dua kutub antara tekanan kepentingan industri dan harapan masyarakat. Maka tugas kita bukan sekadar melaporkan, tetapi juga mengurai, memverifikasi dan menyampaikan dengan cara yang utuh dan bertanggung jawab.

" Kita hidup di masa ketika informasi menyebar begitu cepat, tapi kebenaran justru kerap tertinggal. Di sinilah jurnalis memegang peran penting bukan hanya sebagai penyampai berita, tetapi sebagai penjaga akurasi, keseimbangan dan etika dalam arus informasi, "  tegasnya.

Dalam isu lingkungan, tambahnya, jurnalis atau media  tidak bisa hanya berhenti diangka dan laporan teknis, tapi harus bertanya terkait dampak bagi warga dan bagi ekosistem, juga masa depan anak cucu. " Kita harus menggali informasi dan melihat lebih jauh dari permukaan. Menggali suara masyarakat, memotret dinamika lokal dan menerjemahkan istilah teknis menjadi cerita yang menyentuh. Ini butuh pengetahuan, keberanian dan empati, " katanya.

Baca Juga: Pelindo Regional 1 Adakan Workshop Pelatihan Sosial Media untuk Kaum Difabel, Begini Reaksi Peserta

Disamping itu, berpihak pada publik tidak boleh mengorbankan independensi dan saya percaya keberlanjutan, bukan hanya urusan perusahaan, tapi juga urusan media. Maka, jurnalis harus tetap berdiri diatas prinsip, berpihak pada kebenaran, berpihak pada publik. "Jurnalisme adalah kerja sunyi yang menentukan. Kita tidak hanya menulis berita hari ini, tapi juga membentuk kesadaran untuk masa depan, " tuturnya.

Kegiatan seperti Media Capacity Building ini jembatan penting untuk membangun pemahaman bersama antara media dan pelaku industri. Ini langkah positif, dan saya mengapresiasinya.

Baca Juga: Inalum dan Pemkab Batu Bara Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Workshop UMKam Go Modern dan Ekspor Pasti Bisa

Terima kasih kepada PTAR yang telah mengundang saya dalam forum penting ini. Semoga sinergi ini menjadi awal dari banyak percakapan yang sehat antara media dan industri. " Mari kita jadikan pena dan kamera sebagai alat untuk membangun peradaban yang lebih adil, berkelanjutan dan berkeadaban, " ucapnya. (RI)

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mery Ismail

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB

Terpopuler

X