Buka Ruang Pembelajaran
Sebelumnya, Menpar RI Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan pengelolaan pariwisata tidak bisa hanya mengandalkan infrastruktur.
Tetapi diperlukan harmoni, dengan pengetahuan, diperkaya oleh narasi dan digerakkan oleh inovasi.
"Forum ini sangat penting untuk ruang dimana ide tumbuh menjadi aksi. Status Geopark bukan hanya sebagai bentuk perlindungan, tetapi juga sebagai peluang untuk membuka ruang pembelajaran, dan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan," sebut Menpar.
Melalui kegiatan seminar ini, Menpar berharap berlangsung forum-forum berikutnya, hingga menjadi pusat ilmu pengetahuan.
Karena itu, untuk mewujudkan visi besar ini, tidak cukup dengan kekaguman semata, tetapi harus dikelola dengan kesadaran dan arah yang jelas.
UNESCO telah memberikan panduan melalui tiga pilar utama geopark global. Yaitu perlindungan, edukasi dan pengembangan berkelanjutan. Melalui geowisata, kita dapat mendorong inovasi lokal, menciptakan lapangan kerja dan membuka peluang ekonomi baru tanpa mengorbankan nilai alam maupun budaya, ujar Menpar, sekaligus membuka secara resmi kegiatan The 1st International Conference, Geotourism Destination Toba Caldera Unesco Global Geopark 2025.
Hadir di antaranya GM Badan Pengelola Kaldera Toba Unesco Global Azizul Kholis, Kepala Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Jimmy Bernando Panjaitan, Bupati Samosir Vandiko Timotius Gultom, Bupati Simalungun Anton Saragih, serta kepala daerah lainnya se-kawasan Danau Toba bersama para akademisi.
Usai menghadiri pembukaan seminar, Gubernur Bobby Nasution mendampingi Menpar RI menggelar dialog bersama Bupati Samosir, Simalungun, Toba, Taput, Humbahas, Karo, Dairi dan Pakpak Bharat di lokasi wisata Nomadic Escape, Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba. (AY)