"Istilahnya zaman dulu benang kusut, mengurai benang kusut. Kalau ditariknya kencang kali, benangnya bisa putus, kalau terlalu diulur makin kusut. Jadi Ini untuk memastikan pendidikan di wilayah Deli Serdang bisa berjalan baik, sesuai visi misi dan program utama Presiden, yaitu Asta Cita, di mana pendidikan menjadi salah satu program prioritas," tegas Gubsu.
Dalam program Asta Cita itu, lanjut Gubsu, Presiden Prabowo benar-benar concern (fokus) dalam bidang pendidikan. Makanya, ada program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikhususkan di dunia sekolah, agar anak-anak menangkap ilmunya lebih baik.
Ada pula program Sekolah Rakyat yang bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan. Anak-anak yang secara ekonomi dikatakan miskin, namun dengan adanya Sekolah Rakyat memastikan anak-anak tersebut mendapat pendidikan yang berkualitas. Ada lagi Sekolah Garuda. Program-program tersebut menjadi cerminan bagaimana membangun daerah masing-masing.
"Ini menjadi cerminan kita, bagaimana membangun daerah masing-masing. Kalau Presiden kita saja concern membangun dunia pendidikan, tentu jajaran di bawah beliau, mulai dari kita yang di daerah harus juga bisa sama. Kalau pun kita di daerah tidak bisa membangun seperti yang dibangun Bapak Presiden, minimal apa yang menjadi kebijakan kita bisa kita lakukan," kata Gubsu.
Gubernur juga memastikan, baik Pemkab Deli Serdang maupun Al Washliyah adalah pihak-pihak yang concern dengan pendidikan.
"Tolong semuanya di-clear-kan. Gedung yang ada di tanah Al Washliyah, itu digunakan Pemkab Deli Serdang untuk dunia pendidikan juga. Itu clear semua ustaz, ya? Jadi, bukan digunakan untuk yang lain, tapi digunakan untuk sekolah juga, yaitu SMP Negeri 2 Galang," tegas Gubsu.
"Berikutnya, Al Washliyah mengajukan untuk mendapatkan bangunan di atas tanah Al Washliyah itu sendiri, yang akan digunakan juga untuk pendidikan. Yang berubah hanya yang mengelolanya. Jadi, sama-sama untuk memajukan sektor pendidikan. Memastikan anak-anak kita mendapatkan fasilitas pendidikan di tingkat SMP. Jadi, jangan ada persepsi gedung ini kosong tidak digunakan. Tinggal proses belajar mengajarnya dibuat shift-shiftan," imbuh Gubsu.
Gubsu menekankan, jangan ada lagi pembahasan tentang gedung (SMP Negeri 2 Galang) punya siapa, dan lahan di Desa Petumbukan itu punya siapa. Tinggal disepakati, pihak mana dulu yang akan masuk sekolah pagi, dan siapa yang siang.
"Misalnya, Al Washliyah dulu atau SMP Negeri 2 dulu," saran Gubsu.
Di kesempatan itu juga, Gubsu yang merupakan mantan Wali Kota Medan ini menyarankan, agar istilah pinjam pakai yang selama ini digunakan diganti menjadi pengelolaan bersama.
Kesepakatan yang terjalin pada pertemuan itu disetujui PW Al Jamiyatul Washliyah Sumatera Utara dan Pemkab Deli Serdang.
Bupati Deli Serdang, dr H Asri Ludin Tambunan yang mengikuti pertemuan itu secara zoom mengemukakan, berdasarkan kunjungan kami ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), telah disepakati Pemkab Deli Serdang akan menghibahkan gedung SMP Negeri 2 Galang tersebut.
"Kami diterima Bapak Sekjen (Kemendagri), Bapak Tomsi, disepakatilah bahwa kami akan melaksanakan hibah sesuai peraturan yang berlaku. Proses hibah ini bisa terjadi bila salah satunya pointnya adalah jika barang itu tidak diperlukan lagi," ungkap Bupati.
"Ini kita harapkan dalam dua tahun ini anak-anak (siswa SMP Negeri 2 Galang kelas 2 dan 3) bisa selesai sekolah, dan proses hibah akan dilaksanakan oleh dewan, dan tentu kami akan menyiapkan sekolah yang baru untuk anak-anak SMP Negeri 2 Galang. Itulah yang tentunya kami harapkan terjadinya kesepakatan," urai Bupati.