Hilirisasi akan memutus mata rantai perdagangan kemenyan yang selama ini termasuk 'black market' sehingga kurang menguntungkan bagi petani dan semangat atau animo petani semakin menurun untuk berusaha komoditi kemenyan," bebernya.
SEY Pasaribu yakin dengan adanya pabrik kemenyan diharapkan mampu memutus mata rantai perdagangan yang panjang dimana selama ini perdagangan dikuasai oleh tengkulak dan seenaknya menentukan harga kepada petani.
kata dia, berdasarkan data yang dikalkulasi pihaknya secara langsung dari populasi-populasi petani kemenyan dan juga pengumpul, data terbaru saat ini ada sejumlah 1.900.000 batang kemenyan yang masih hidup di Tapanuli Utara.
"Taput penghasil kemenyan 2/3 produksi kemenyan di Sumatera Utara dengan produksi 400 ton. Kemenyan komoditi endemik Taput patut di lestarikan makanya kemarin waktu di TSTHH sudah di launching untuk ekspedisi peradaban kemenyan Sumatera," katanya.
Bagaimana harapannya ke depan tentunya generasi muda di daerah ini akan tertarik dengan catatan bisa memutus mata rantai dengan cara mendirikan pabrik kemenyan di Tapanuli Utara,tutup SEY Pasaribu.(MN)