“Terdapat beberapa modus penipuan yang mengatasnamakan Bea Cukai seperti pengiriman hadiah kepada korban, penipuan berkedok online shop, hingga lelang palsu.” sebut Sulis Andy Utama selaku pemateri.
“Jangan pernah mentransfer uang ke rekening pribadi, apalagi jika disertai ancaman atau iming-iming hadiah dan barang dengan harga fantastis. Pastikan selalu berkomunikasi melalui nomor resmi Bea Cukai,” tegas Sulis Andy.
Sesi materi dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang membahas tantangan dan inovasi di bidang kepabeanan. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan.
Kegiatan kemudian berlanjut dengan tur edukatif ke terminal kargo dan terminal kedatangan internasional. Peserta menyaksikan langsung proses pemeriksaan barang, koordinasi pengawasan, serta pemanfaatan teknologi. Momen menarik terjadi saat demonstrasi pemeriksaan barang terlarang oleh anjing pelacak Bea Cukai.
Baca Juga: Tak Boleh Padam, PLN ULP Padangsidimpuan Kota Kawal Listrik 3 Hari Penuh di HUT ke-80 RI
Dikatakan, melalui kunjungan ini, anggota Komunita mendapatkan pengalaman langsung mengenai peran Bea Cukai sebagai garda terdepan perbatasan sekaligus mitra strategis dalam menjaga ketahanan ekonomi Indonesia.
“Kami baru tahu kalau proses kerja Bea Cukai ternyata sangat kompleks. Tapi yang bikin kagum, pelayanan para pegawainya sangat baik, transparan, dan selalu memberi penjelasan dengan detail. Ke depannya kami berharap Bea Cukai makin baik dan Komunita makin paten." ungkap salah satu peserta Komunita.
Sebagai penutup kegiatan, Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi (Kasi PLI) Sunissan, berharap kunjungan ini dapat memberi dampak positif bagi para anggota Komunita.
"Semoga wawasan dan pengalaman yang diperoleh dapat menambah pengetahuan, membuka perspektif baru, dan menginspirasi generasi muda untuk terus berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa," pungkasnya.(IW)