Begitu pun William Kamkwamba. Menurutnya inovator muda dari Malawi, yang membangun kincir angin sederhana untuk menyediakan listrik dan pompa air bagi desanya.
Hal ini menurutnya, sangat mendukung aktivitas pertanian dan ketahanan pangan lokal.
Dia berharap kegiatan ini mampu menciptakan ekosistem kolaboratif untuk mendukung inovasi di bidang pertanian.
“Kedua tokoh tersebut mengajarkan satu pesan penting, (tentang) kegigihan, fokus pada solusi, dan empati yang kuat. Itulah ciri pemuda sejati, pemuda yang menjadi agen solusi,” jelasnya.
Baca Juga: Modifikasi Ceper Daihatsu Terios 2008, Bukti SUV Tak Harus Selalu Tinggi, Ini Suspensi dan Peleknya
“Kami berharap mahasiswa, dosen, dan seluruh unsur pendukung dapat memperkuat inovasi, terutama dalam meningkatkan produktivitas pertanian,” imbuhnya lagi.
Selanjutnya, mantan Ketua BEM FP USU, M. Rofiqul Firdaus Siregar, menambahkan bahwa literasi pangan dan pemanfaatan media sosial juga dapat berperan.
“Saat ini banyak petani milenial yang menjadi pengaruh positif bagi adik-adik di FP, untuk melakukan berbagai terobosan di bidang pertanian,” ujar Rofiqul.
Rofiqul juga menyoroti masih minimnya pengetahuan petani terkait program pemerintah, termasuk diskon pupuk subsidi 20%.
“Masih banyak kelompok tani yang belum mengetahui adanya bantuan pemerintah, seperti diskon pupuk subsidi sebesar 20%,” jelas Rofiqul.
Lebih lanjut, Koordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia Periode 2025/2026, Muzammil Ihsan menjelaskan dan mengapresiasi tentang peningkatan alokasi pupuk subsidi dari pemerintah, yang diklaim sekitar 9,5 juta ton.
Baca Juga: Honda Super One Prototype: City Car Listrik dengan Desain Retro-Futuristik, Ini Review Interior
Muzammil juga menegaskan, pentingnya pendataan melalui sistem e-RDKK agar penyaluran tepat sasaran.
“Hari ini kami sangat mengapresiasi pemerintah melalui Pupuk Indonesia karena telah meningkatkan alokasi pupuk subsidi dari sekitar 4,5 juta ton menjadi sekitar 9,5 juta ton. (Kemudian) memastikan pupuk subsidi tepat sasaran sangatlah penting. Karena itu, para petani perlu mendaftarkan diri dalam sistem e-RDKK agar dapat menjadi penerima manfaat.” Jelas Muzammil.(***)