Sementara itu warga lainnya Neni, ibu rumah tangga yang memiliki tiga anak
balita mengaku bingung saat rumahnya diterjang banjir.
"Suami saya tidak di rumah, merantau ke Bagansiapi-api Riau. Rumah kebanjiran pula. Air sudah setinggi pinggang saya bersama anak-anak jujur saja sangat kelaparan apalagi udara dingin. Alhamdulillah bantuan datang, kami diberi empat paket nasi katanya dari dapur SPPG Sei Rotan," kata Neni.
Baca Juga: Tinjau Banjir di Tapsel, Gibran Beri Arahan ke Kapolda Sumut
Cut Riza, seorang ibu lansia (63 tahun), mengaku terjebak seorang diri di dalam rumahnya. Dia menceritakan bahwa saat banjir ia seharian menahan rasa lapar.
"Makanan yang saya miliki semua terendam banjir. Saya tidak bisa masak karena semua bahan makanan saya terkena lumpur. Pesan makan melalui jasa pesan antar (online) juga gak bisa, karena airnya setinggi pinggang. Saya bersyukur, kepala dusun menghubungi saya dan memberikan bantuan tiga paket makanan MBG," kata Cut Riza yang memiliki seorang anak dan keponakan tinggal bersamanya.
Lutfi, pria yang bekerja di percetakan menceritakan dia bersama istri dan dua anak balitanya sempat mengungsi di tempat penampungan. "Alhamdulillah, kami tidak kelaparan. Kami diberi bantuan makanan dari paket MBG. Anak-anak saya juga dapat bantuan susu," ujarnya.
Sementara itu Muhyan Pane, lansia usia 70 tahun mengatakan sangat bersyukur ada bantuan makanan dari dapur SPPG. "Alhamdulillah, makanannya enak, saya dapat lauk daging ayam, tahu, dan sayur lodeh, buahnya pisang. Saya berharap masih dapat bantuan pangan lagi karena sulit beli makanan sekarang ini, semua bahan makanan harganya naik," kata Muhyan yang tinggal bersama anak perempuannya yang masih kuliah.
Fokus Untuk Warga Terdampak Banjir
Kepala SPPG Dirga mengatakan terus mengikuti perkembangan situasi terkini bencana banjir di Desa Sei Rotan. Diakuinya, pembagian paket MBG masih terkonsentrasi di wilayah desanya.
Dia mengatakan pembagian MBG juga disalurkan ke salah satu SDN di Sei Rotan. Meski di sekolah tersebut tidak mengalami banjir, namun beberapa siswanya merupakan korban banjir yang masih tinggal di penampungan.
Dita, salah satu siswa kelas 4 SD saat diwawancarai mengatakan dirinya gak sempat sarapan pagi. Mamak masih mengurus adiknya yang kecil. Mereka tinggal di penampungan.
"Tadi dikasi nasi sama bapak TNI, gak sempat sarapan pagi, saya makan nasinya karena lapar," kata Dita dengan suara lirih.
Era Digital Membuka Akses Baru
Sementara itu perangkat desa Irwansyah selaku Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sei Rotan, mengatakan pendapatnya terkait edukasi gizi.