TAPUT - realitasonline.id | Carut marut sistem Zonasi dalam proses penerima peserta didik baru (PPDB) online sangat berdampak bagi orang tua di Tapanuli Utara.
Pasalnya, tingginya kuota zonasi mencapai 50 %, membuat anak mereka kalah bersaing dengan yang ada di ibukota kecamatan yang sangat dekat lokasi SMA.
Akibat kondisi ini terpaksa anak mereka yang kalah dalam PPDB online harus memilih sekolah SMA swasta yang ada siluar kecamatan.
" Sistem zonasi ini sangat merugikan kami para orang tua, desa kami sangat jauh dekat perbatasan Taput Sipirok yakni Silantom Julu. Dengan dasar itu saja anak kami tidak bisa di terima di SMAN Pangaribuan," ungkap Lengsi Idawati Simatupang saat menyampaikan keluhannya ke Ketua DPRD Poltak Pakpahan, Senin (6/7) 2020.
Mirisnya, sekolah swasta yang layak tidak ada di Pangaribuan," Banyak anak-anak kami terpaksa sekolah di Tarutung bahkan di Balige karena disana yang ada sekolah Swasta," ujarnya.
Tentunya ini sangat membebani perekonomian bagi orang tua yang tidak mampu.
" Dimasa Pandemi inilah yang sangat sulit, tapi mau tidak mau berhutang pun, orang tua di Pangaribuan tetap berjuang menyekolahkan anaknnya minimal tamat SMA/SMK," ujarnya.